Teh Dinda Tetangga Kamar Kostku yang Montok - Kisah sex ini bermula saat aku kuliah di Jakarta,dimana saat itu aku masi berusia 20 tahun dan sebut saja namaku Rehan. Aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah. Hanya sebuah kamar dan langsung kamar mandi didalam dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini.
Karena yang tinggal rata2 para pekerja shift kadang aku jarang berjumpa dengan mereka. Ada 1 cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku sebut saja namanya Dinda. Usianya saat itu kira-kira 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia.
Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk menunggu teh Dinda lewat pulang kerja. Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah depan kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.
“Sore teh Dinda,baru pulang kerja teh ?” tanyaku ramah.
“Iya Rehan” jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku.
“koq keliatannya cape banget teh ? lagi banyak kerja ya ?”
“iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget,badannya pada pegel”
“Mmmh,ntar mau beli makan bareng ga teh ?”
“Engga kayanya Rehan,aku boleh nitip aja ya ?”
“Ya boleh teh.apa sih yang ga buat teh hehehee..”
Sebelum masuk kekamarnya teh Dinda memberiku uang dua puluh ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya ngetok pintu. Tok tok tok
“teh Dinda…..”
Karena ga ada jawaban aku langsung buka pintu dan mendapati teh Dinda terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk kayanya habis mandi mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur. Tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur.
Perlahan teh Dinda membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Kamu baik banget Rehan” katanya dengan nada pelan.
”Ah gapapa teh,kasian aja teteh nya kecapean,kalo teteh mau aku pijitin kakinya ya ?”
“Ga usah,nanti ngerepotin kamu Rehan”
Aku ga dengerin omongannya,seketika aku mengambil lotion dan mulai memijit kakinya,memang saat itu dia udah memakai celana pendek longgar selutu dan baju kaos rumahan. Aku mulai pijit jari-jari kaki teh Dinda sampai ketumit. Baru sebentar kayanya teh Dinda udah ketiduran pulas banget dan ada kayanya setengah jam aku terus memijitnya sampai dia terbangun lagi.
“Aduh Rehan maaf ya teteh ketiduran pijitan kamu enak banget” katanya aga malu.
“hehehee iya donk,kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit” candaku padanya.
“iihh kamu bisa aja,ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya ?”
“iya teh biar teteh bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja,kalo teteh mau aku pijitin betisnya sekalian ya ?” Tanya ku pada teh Dinda.
“Kamu yakin gapapa ?”
“iya teh gapapa aku seneng bisa bantuin mijitin teteh,lagian teh Dinda juga enak mijitnya kulitnya halus banget”
teh Dinda hanya tersenyum lalu membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal. Dan aku pun mulai memijit betisnya yang sangat indah itu. Saat itu aku ga tau teh Dinda memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri,sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya. Dan mulai tengkurap lagi.
Aku berfikir kayanya teh Dinda udah ngasi lampu hijau buatku untuk memijit punggungnya dan saat itu terlintas aja dalam otak ku seandainya itu terjadi aku bisa dengan leluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu. Baru aja kepikiran kayanya dalam celanaku ada yang merespon dan langsung aja seketika celanaku menjadi sempit karena si otong udah berdiri duluan.
“kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Rehan?”
Seketika aja aku jadi kaget dia ngomong gitu,baru aja aku menghayal malah uda dikabulkan.
“ Eh oH iya iya bisa teh Dinda”jawabku gelagapan.
“Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih”katanya lagi.
“iya teh Dinda aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syaraf biar bisa aku acupressure juga”
Aku duduk menyamping disebelah teh Dinda. Pertama aku deg-degan juga coba menaikan baju teh Dinda keatas dan aku tertegun melihat punggungnya secara lansung karena sangat putih mulus dan tanpa cacat sedikit pun.
Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya. Saat aku mijit punggungnya kadang dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudaranya dan saat aku mau memijit pundak dan belakang lehernya.
teh Dinda seperti tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia malah mambuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu. Aku udah bener-bener ga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi. Cerita Seks Jablay
Karena udah seperti ini aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat teh Dinda yang bohai seperti orang menunggang kuda. Aku mulai acupressure punggung teh Dinda dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya.
tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang. Bukanya marah teh Dinda mulai memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku. Aku tau dia udah mulai terangsang dengan mengeluarkan erangan-erangan erotis dari mulutnya.
“mmmh oohhh enak Rehan terusss ditekan lagiiii”
Seketika teh Dinda membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kudua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas. Tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya. Kamipun berciuman . Tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai meremas-remas dan memelintir kedua putingnya.
“Rehan aku mau kamu mijitin aku sampai tuntas malam ini sayang”katanya sambil membuka celana dan celana dalamnya.
“Iya teh Dindaku sayang”kataku juga sambil membuka semua pakaianku.
Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya. teh Dinda keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 14 cm dan diameter 4 cm.
Kami pun mulai berciuman lagi dengan posisi teh Dinda masi dibawah,aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya, tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun kepusar kebawah dan aku rasakan bulu halus diatas vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah dengan lendir kewanitaanya,itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut.
“ooouuhhh oouuhhh ssshhhh nikmat banget sayang”desah teh Dinda.
Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yg kecil bewarna kemerahan itu lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan. Seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya.
Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi kepusarnya dan tanganku berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah teh Dinda yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan vagina yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir vagina yang bewarna kemerahan.
Bibirku mendekat kevaginanya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu aku hisap dan aku pelintir dengan mulutku. teh Dinda tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan,badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar,mulutnya mengoceh tidak karuan.
Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam liang vaginanya yang terus basah,teh Dinda menekan kepalaku sangat kuat kearah vaginanya dan menjepit kepalaku dengan pahanya.
“oouhhh oouuhh mmmmmhhhh eeaaahhhhh”satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vaginanya teh Dinda orgasme tepat dimulutku.
Sekarang teh Dinda mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus dan meremas-remas penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku dari pangkal hinga ujungnya. Tangan kirinya membelai kedua buah zakarku dengan lembut dan yang kanan memegang batang kejantananku.
saat teh Dinda mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali,tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus. Dia coba memasukkan penisku kedalam mulutnya tapi cuma setengah karena mentok dikerongkongannya.
Saat yang dinanti datang teh Dinda duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masi berdiri. dia mengarahkan penisku kelobang vaginanya,aku mulai memasukkan kepala penisku kevaginanya pelan-pelan terasa masih sempit dan peret.
saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa,tapi teh Dinda yang ga sabaran malah mengunci pantatku dengan melingkarkan kedua kakinya dipantatku dan mau penisku dimasukkan semua.
teh Dinda meremas kedua bahuku gemas karena seperti aku mempermainkannya,aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah teh Dinda mendongak keatas menahan nikmat,aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya,saat itu juga teh Dinda berteriak kecil “Ooouucchhh” dengan mata terpejam.
Dimulailah permainan kami,aku menggenjot vagina teh Dinda kadang pelan dan kadang kaya orang kesetanan, aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan liang kewanitaannya, cairan vaginanya yang sebelumnya keluar jadi pelicin dan menimbulkan bunyi yang sangat erotis.
kami berdua bermandikan keringat memacu birahi yang udah sama-sama memuncak.teh Dinda mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata.
“Badan kamu bagus sayang,pasti stamina kamu kuat” katanya.
“Iya donk sayang,aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee” jawabku centil.
“ooouuchhhh puasin aku sayang”
“pasti sayangku,sepuas yang kamu mau sayang”
teh Dinda mencengkram bahuku kuat yang aku tau dia mau nyampe lagi dan aku lebih mempercepat ritme goyanganku.
“ooouchhh uuuhhhh ooouuchhh yeaaahhhh” erangan keluar dari mulut teh Dinda disertai lagi dengan orgasme keduanya.
Aku mencabut penisku dari vagina teh Dinda yang lagi-lagi udah basah sama cairan orgasmenya dan meminta dia balik badan menungging kearahku. teh Dinda udah aga lemas kayanya tapi dengan senang dia menuruti kemauanku.
dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang besar basah oleh keringat,lipatan vagina yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam.aku arahkan kepala penisku kevaginanya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan.
Sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang teh Dinda membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa vaginanya dari belakang.
“oouuchhh ooouuchhhh mmmhhh enaakkkk sayyaaaanngggggg” katanya.
Lumayan lama dengan posisi menungging dan kayanya teh Dinda udah mau keluar lagi dia mau ganti posisi dan memintaku berbaring lurus ditempat tidur dengan gaya women on top.
Aku menurutinya sambil berbaring dan teh Dinda lansung berjongkok diatas tubuhku sambil mengarahkan kepala penisku kevaginanya dan dengan satu tekanan blessss amblaslah penisku masuk semua kevaginanya.
dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk divaginanya,goyangannya sangat erotis dengan sekalian memutar pantatnya kepenisku. Rasanya sangat nikmat penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya.
Tak lama akupun rasa udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kevaginanya.
“Oouuucchhh tehhh a a a akuuu ma ma mauuu kekekeluaarrr jugaaaa”kataku terbata-bata.
“iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii ooouuuuccchhhhh”kata teh Dinda.
Diiringi teriakan kita berdua aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina teh Dinda dan croott crooott croott croottt……. Spermaku tumpah semua didalam vaginanya dan teh Dinda pun sama orgasme,cairannya keluar metmbasahi penisku. Seketika teh Dinda lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku dan aku menerimanya dalam pelukanku aku mengecup lama keningnya,tampak dia memejamkan mata dan puas sekali.
“Terimakasih banyak sayangku,aku puas banget malam ini”kataku pada teh Dinda.
“Aku yang seharusnya terimakasih sayangku, kamu udah memenuhi keinginan ku minta dipijit sampai tuntas sama kamu,bukan itu aja kamu gentle banget setelah main langsung memelukku,mengecup keningku dan berterimakasih aku sangat bahagia” kata teh Dinda.
“Wanita secantik teteh pantas mendapatkan yang terbaik,dan aku sebagai lelaki wajib memberikannya”
“Ooohh Rehan ku sayang,beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu,ga kaya cowok aku, main 2 menit udah KO duluan dan langsung tidur”
“Ah teh,ga perlu repot-repot mencari wanita itu,karena dia sekarang ada dalam pelukanku”
teh Dinda hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur.
Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu,lagi dan lagi.




0 komentar: