Anakku mengajak Temannya Menyetubuhiku - Ma.. Pa.. Robert berangkat dulu” Kata Robert pamit mencium tangan ke dua orang tuanya. “Iya.. hati-hati yah sayang..” kata ibunya. “Maaf yah sayang, papa gak bisa antar” kata papanya karena papanya juga akan berangkat kerja tidak lama lagi. “Gak apa kok.. daaaah..” kata Robert dengan sedikit berlari meninggalkan rumahnya menuju sekolah.
Namanya Robert, umur 15 tahun dan masih duduk di kelas 3 smp. Tampang Robert biasa-biasa saja bahkan dapat dikatakan culun dan cupu. Pengetahuannya akan seks juga sangat minim sampai akhirnya teman-temannya mulai memperkenalkannya vcd dan situs-situs porno hingga akhirnya dia mulai tertarik dan membuatnya kecanduan melihat sosok wanita telanjang. Keluarganya dapat dikatakan cukup mampu, rumah mereka cukup bagus meskipun tidak terlalu mewah. Papanya seorang pegawai swasta memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya.Ibunya Robert, Bella, berusia 34 tahun, telah melahirkan dua orang anak. Robert dan satu lagi si kecil Robin yang masih bayi dan masih menyusu. Usianya cukup muda meskipun telah memiliki dua orang anak, itu karena Bella menikah dengan suaminya Rudi, papanya Robert, saat masih berumur 19 tahun. Bella sendiri memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang masih bagus. Keseharian Bella dihabiskan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Tapi siapa sangka, dia merupakan seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Bahkan dia memiliki sifat eksibisionis yang dimilikinya sejak masih abg dulu.Tentu saja sekarang dia tidak bisa bebas lagi melakukan hal tersebut karena sudah berumah tangga. Tapi sesekali kalau ada kesempatan, nalurinya beraksi kembali. Kadang dia sengaja mengenakan pakaian yang sekedarnya saat menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah, membuat tamu itu menjadi mupeng melihat kulit Bella yang putih mulus tersaji di depan mata mereka. Atau pernah juga dia menggoda teman-teman Robert yang masih abg labil itu dengan sengaja menyusui Robin di depan mereka, memperlihatkan buah dadanya yang sekal dengan urat-urat hijau yang tampak membayang.Kalau sedang dirumah memang Bella hanya mengenakan pakaian yang seadanya saja, termasuk dihadapan anaknya Robert. Awalnya Robert tentu saja tidak mempunyai pikiran macam-macam ke ibu kandungnya sendiri. Tapi karena pergaulan dengan teman-teman yang salah, otaknya mulai diracuni hal-hal mesum. Terlebih Robert juga semakin dewasa dan naluri kelakiannya sudah mulai muncul. Sehingga kini bila melihat paha ibunya, ataupun buah dada ibunya saat menyusui adiknya, darahnya mulai berdesir dan kemaluannya juga merespon.Suatu hari Bella kedapatan memergoki Robert yang sedang nonton bokep di laptopnya. Agak kesal juga sebenarnya Bella melihat kelakuan anaknya. Diberi fasilitas laptop dan internet ternyata malah digunakan seperti itu. Tapi dia paham kalau anaknya juga lelaki normal yang juga punya rasa penasaran dengan tubuh lawan jenis. Karena itu dia tidak terlalu memarahi anaknya, hanya sekedar menasehati saja.“Mama gak marah kan?” tanya Robert lesu karena masih takut dimarahi, apalagi kalau sampai diaduin ke papanya.
“Hmm.. gak, tapi jangan keseringan yah.. gak baik” ujar Bella.
“Jangan kasih tau papa juga yah ma?” pinta Robert lagi.
“Hihi.. kenapa emang? Takut yah.. iya deh mama bakal diam”
“Ya udah, lanjutin deh sana kalau mau lanjut.. mama mau ke mini market dulu..” sambungnya lagi.“Hihi.. sepertinya kamu udah besar yah sekarang?” Goda Bella lagi mengedipkan salah satu matanya sambil beranjak dari kamar Robert. Tentu saja hal itu membuat Robert jadi salah tingkah karena malu.Sejak saat itu Robert merasa malu bila berjumpa mamanya, terlebih kalau dirinya kedapatan mencuri pandang ke arah mamanya. Bella hanya tersenyum dan tertawa renyah saja mendapati kelakuan anak sulungnya ini. Pernah saat itu Robert pulang sekolah dan menemukan ibunya membukakan pintu hanya mengenakan handuk, tampak butiran air masih menempel di kulitnya yang masih lembab. Saat itu Bella sedang mandi dan acara mandinya terganggu karena Robert pulang. Robert tentu saja terpana melihat sosok indah di depannya ini. Bella yang sadar diperhatikan Robert memergoki anaknya yang melongo memandang kearahnya.“Ayo kamu liatin apaan? Masa sama mama sendiri nafsu sih? Hihi..” goda Bella.
“Eh, ng-nggak kok ma..” jawab Robert tergagap karena mati kutu ketahuan melototi mamanya.
“Beneran gak nafsu?” entah kenapa Bella malah tertarik menggoda anaknya sendiri.
“Ng-nggak mah.. maaf mah..”
“Hihi.. gak usah grogi gitu ah kamunya.. ya udah.. masuk sana, ganti baju” suruh Bella.
“Kalau kamu mau mandi, sekalian aja mandi sama mama.. mama juga belum selesai mandinya” entah darimana lagi ide gila Bella itu berasal. Mengajak anaknya yang sedang mupeng itu mandi bersama. Robert yang mendengar aKevin n mamanya makin salah tingkah saja, dia tidak tahu harus menjawab apa, walaupun dia sebenarnya mau.“Kenapa? Gak mau? Ya udah terserah kamu deh.. mama lanjutin mandi dulu. Hmm.. ntar kalau kamu berubah pikiran datang aja.. hihi” kata Bella menuju kamar mandi meninggalkan Robert yang masih melongo disana. Tampak hidungnya Robert mengeluarkan darah karena mimisan.Setelah mengganti pakaiannya, Robert sempat ragu menerima aKevin n mamanya tadi. Apa mamanya serius tentang hal itu? Pikirnya. Tapi dia yang memang penasaran akhirnya menuju kamar mandi yang mana mamanya masih berada di sana.“tok-tok” suara ketukan pintu kamar mandi oleh Robert. Tidak lama kemudian pintu kamar mandipun terbuka, kepala mamanya muncul dari balik pintu, menutupi tubuh telanjangnya.
“Hihi.. beneran datang yah kamu akhirnya.. padahal mama cuma bercanda aja” kata Bella pura-pura.
“Oh.. bercanda aja yah ma.. ya udah deh..” kata Robert dengan wajah kecewa.“Eh eh, jangan ngambek gitu dong.. gak apa kok kalau kamu emang mau barengan.. sini masuk” ajak Bella lagi. Robert dengan agak ragu akhirnya mau juga melangkah masuk. Dadanya berdebar bukan main ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Dia mendapati mamanya telanjang bulat, dengan tubuh berlumuran busa sabun. Tampak busa sabun itu menggumpal menutupi daerah selangkangannya, memberi kesan seksi dan erotis. Kepala Robert terasa berat menyaksikan itu semua, hidungnya serasa mau berdarah lagi, sungguh membuatnya tidak tahan. Penis di dalam celananya berontak bukan main ingin bebas.“Ye.. cepetan buka bajunya.. katanya mau ikutan mandi.. buruan telanjang” suruh Bella pura-pura tidak tahu kalau anaknya sedang mupeng berat ke dirinya. Robert yang tersadar dari lamunannya jadi salah tingkah lagi, dia bahkan seperti kesusahan membuka pakaiannya sendiri, membuat Bella jadi tertawa geli melihatnya. Terakhir kali Robert mandi bareng dengan mamanya waktu dia kelas 4 sd sebelum Robert disunat, Robert masih ingat betul bagaimana lekuk tubuh telanjang mamanya waktu itu. Tapi dulu dia tidak punya nafsu sama sekali melihat tubuh mamanya, berbeda sekali dengan sekarang.Bella tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Robert merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.“Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihat” goda Bella. Memang Bella sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Robert sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Robert dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.Mereka akhirnya mandi bersama, Bella berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Robert yang mupeng berat agar Robert tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Bella kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Robert bisa melihat vagina beserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Bella juga membantu Robert menyabuni punggung Robert dan membasuh rambut Robert dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Robert selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang karena keadaan ini.Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Robert jadi terkejut dan malu.“Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yah” bisik Bella menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Robert karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Robert beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya.Setelah saat itu, Bella semakin berani saja menggoda anaknya Robert. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Bella menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Robert ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus. Intensitas onani Robert semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Robert lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.“Gak apa nih ma? Robert malu nih..”“Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..” kata Bella menggoda Robert. Darah Robert berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Bella langsung. Robert akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.Bella hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Robert makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Robert untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.“Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?” goda Bella.
“Enakan ini mah..” jawab Robert malu.
“Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagi” kata Bella tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Robert. Robert senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.“Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amat”
“Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan Robert” jawab Robert malu.
“Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihin” kata Bella menyiram genangan sperma Robert.Sebenarnya Bella menyuruh Robert keluar karena dia juga merasa horni, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Robert keluar dan pintu tertutup. Bella berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Robert tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Robert, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.“Ohh.. Robert.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..” racau Bella berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.“Kamu nakal Robert.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..” racaunya lagi. Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.“Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghh” Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.“mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh…” lenguh Bella cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Robert. Bella baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Robert anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya.Setelah saat itu Robert beberapa kali mengajak Bella mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Bella melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Bella mulai menggunakan tangannya membantu Robert onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Bella juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.
“Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanya” kata Robert berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
“Hihi… Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin” kata Bella tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya.“Oughh.. enak mah.. terus..” racau Robert. Sepertinya Robert masih berusaha menahan mulutnya untuk tidak berkata-kata kotor. Bella putuskan untuk memancing anaknya dahulu.“Sayang.. menurut kamu mama cantik nggak?”“Cantik mah.. cantik banget..”“Seksi nggak sayang?”“iya mah..”“Berarti kamu nafsu dong liat mama?”“Iya mah.. Robert nafsu liat mama.. mama cantik banget, seksi, menggoda..” Bella tersenyum mendengar jawaban Robert, sepertinya caranya cukup berhasil.“Hihi, kamu nakal yah.. Apanya mama yang bikin kamu nafsu sayang?” goda Bella lagi sambil tetap mengocok penis Robert.“Semuanya mah.. wajah mama, susu mama, paha mama, memek mama.. kontol Robert ngaceng terus kalau liat mama” kata Robert mulai berani ngomong jorok.“Hihi.. mesum kamunya.. udah pandai yah ngomong jorok ke mama.. terusin sayang.. ngomong aja..”“Robert pengen ngentotin mama.. oughh.. ngulum tetek mama yang penuh susu sampai puas”“terus sayang? apa lagi? puas-puasin aja ngomong joroknya ke mama”“Robert pengen genjotin memek mama pake kontol Robert terus terusan.. siramin peju Robert ke memek mama tempat Robert lahir dulu sampai mama hamil anak Robert” Bella tertawa renyah mendengar ucapan anaknya ini, ternyata bisa-bisanya anaknya berfantasi seperti itu ke mamanya.“Ngghh.. mau keluar mah.. gak tahan lagi..” lenguh Robert.“Keluarin aja sayang.. gak usah ditahan”“Aaah…. Bellaaaaa” teriak Robert menyebut nama mamanya. Bella menutup kepala penis Robert dalam genggaman tangannya, sehingga akan membuat sperma Robert tertampung di tangannya.Beberapa detik kemudian muncratlah sperma Robert dengan banyaknya ke tangan Bella. Melumuri tangan mamanya dengan spermanya sendiri. Robert merasa sangat puas sekali, semakin hari onani yang dia rasakan semakin nikmat saja.“Hihi.. banyak nih sperma kamu” kata Bella menunjukkan tangannya yang berlumuran sperma anaknya.“Enak yah sayang? Puas kan?”“Eh, tapi kayaknya kamu masih cepat aja keluarnya.. sepertinya perlu mama kasih latihan nih” kata Bella sambil membersihkan tangannya.
“Latihan gimana mah?” tanya Robert yang tidak paham maksud mamanya.“Latihan biar kamu bisa tahan lebih lama.. kan malu ntar kamu sama pacar kamu kalau kamu kecepetan keluarnya” jelas Bella. Sebuah ide yang gila yang entah dari mana datangnya tapi dia coba menjelaskannya dengan alasan yang masuk akal.“Oo.. emang gimana caranya mah?”
“Hmm.. kamu biar mama bantuin onani, ntar kita hitung berapa waktunya sampai kamu keluar. Kita lihat perkembangan kamu tiap onani” kata Bella menjelaskan layaknya seorang trainer, dan benar kalau dia mulai saat itu menjadi seorang trainer sex bagi anaknya Robert.Bella mulai membantu melatih ketahanan Robert dengan tetap menggunakan tangannya, bagaimanapun dia tidak mau untuk melakukan hal lebih dari ini. Bella sendiri tidak begitu yakin benar atau tidak cara ini ampuh bagi Robert. Tapi sedikit demi sedikit Robert mulai lebih lama jebol pertahanannya.Mereka melakukan itu siang atau sore hari saat papanya Robert sedang berkerja, rata-rata mereka melakukannya 1 sampai 2 hari sekali. Meski pernah juga dalam sehari Robert sampai 2 kali berlatih hal tersebut. Untuk memberi Robert semangat, mamanya kadang memberinya hadiah kalau Robert bisa mencapai waktu yang ditentukan Bella. Bisa berupa ciuman, pelukan, dan uang jajan tapi Bella tidak mau memberinya lebih dari itu seperti hadiah-hadiah erotis.Sampai saat ini mereka masih menjaga agar hal ini tidak ketahuan oleh papanya Robert. Pernah hari itu Robert yang tidak tahan minta dionanikan oleh mamanya, padahal papanya berada di rumah saat itu. Mereka melakukannya diam-diam di dalam kamar mandi saat papanya sedang menonton tv. Robert yang masuk duluan dengan dalih akan mandi, kemudian dengan diam-diam mamanya juga masuk tidak lama kemudian.“Gila kamu.. entar ketahuan papa bisa dihajar kamu”
“Maaf deh ma..”
“Hihi.. kayaknya makin hari kamu makin lancang aja yah.. tapi gak papa deh.. mama suka kalau kamu terus terang gini”Merekapun akhirnya melakukan hal itu lagi di sela-sela mandinya Robert, tapi Bella masih tetap mengenakan pakaiannya. Tentu saja mereka tidak bisa bebas bicara mendesah seperti biasanya karena ada papanya di rumah.“Ayo sayang.. keluarin yang banyak” kata Bella berbisik sepelan mungkin.“Ngghh.. mah..” lenguh Robert tertahan. Sperma Robert tumpah lagi di tangan mamanya. Tapi apa yang dilihatnya kemudian membuat darahnya berdesir, mamanya menjilati sedikit lelehan spermanya.“Ueekk.. asin yah ternyata peju kamu..” kata Bella berbisik sambil tersenyum menggoda. Robert cuma merespon ucapan mamanya dengan tersenyum karena tidak tahu harus ngomong apa. Setelah itu mamanya keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tangannya, meninggalkan Robert yang masih meneruskan mandinya.Hari itu Robert melakukan hal itu lagi dengan Bella. Tapi lagi-lagi dia tidak dapat bertahan lama hanya dengan kocokan tangan mamanya. Spermanya kembali tumpah hanya dalam tiga menit lebih sedikit.
“Udah keluar sayang?” tanya Bella melihat ke arah mata anaknya yang sedang meringis kenikmatan sehabis ejakulasi. Dia sadar anaknya sedikit demi sedikit mulai menunjukkan perkembangan, yang dulunya hanya tidak mampu lebih dari satu menit kini sudah lebih baik.“Masih belum bisa lama nih ma..” kata Robert, terlihat wajah lesu di raut mukanya. Dia masih belum bisa untuk mencatatkan rekor waktu yang lebih lama lagi.“Udah lebih bagus kok.. setidaknya ada perkembangan, mama yakin kok kamu bisa lebih baik besok..” Kata Bella sambil mengedipkan matanya. Dia ingin anaknya mendapatkan pengalaman seks yang cukup nantinya dan tidak ingin membuat anaknya mendapatkan malu dari pacarnya karena ejakulasi yang cepat.“Gimana kalau kamu ajak temanmu kemari, ikut latihan denganmu” sebuah usul yang terdengar gila meluncur dari mulut Bella. Robert sendiri terkejut mendengar usul ibunya tersebut. Mengajak temannya kemari? Untuk ikutan merasakan kenikmatan dari tangan ibunya? sungguh gila ide mamanya.“Kok harus mengajak orang lain segala sih ma?” tanya Robert mencoba mengetahui apa yang sebenarnya mamanya pikirkan.“Gini sayang.. mama pikir kamu akan lebih semangat kalau kamu ada lawannya. Jadi ntar kamu lomba deh sama temanmu siapa yang paling lama, ntar yang menang dapat hadiah deh dari mama” jawab Bella. Sebuah alasan yang Robert pikir ada benarnya juga omongannya, pasti dengan suasana seperti itu membuatnya lebih semangat dan tidak ingin cepat cepat keluar, pikir Robert.“Oke deh ma.” Kata Robert menyetujui. Robert sebenarnya sedikit ragu untuk mengajak temannya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dia ajak. Beberapa temannya memang ada yang menyukai mamanya Robert. Hal itu Robert ketahui saat mengajak temannya main ke rumah. Teman-temannya yang abg labil seperti halnya Robert tentu saja tidak bisa lepas melihat wanita cantik, termasuk Bella, mamanya Robert. Mereka berkomentar betapa cantik dan seksi mamanya. Robert yang mendengar hal tersebut awalnya tidak suka, tapi setelah dia perhatikan ternyata omongan temannya ada benarnya juga.Walaupun Bella sudah berumur 34 tahun dan sudah melahirkan 2 orang anak, bahkan yang paling kecil sedang tahap menyusui, tapi tubuh Bella masih terawat dengan baik karena dia rajin olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Dengan kulit putih mulus dan bentuk tubuh yang bagus serta wajahnya yang manis menjadi daya tariknya. Suami-suami tetanggapun banyak yang melirik-lirik ke Bella saat Bella belanja ke warung ataupun melakukan aktifitas di luar rumah.Sungguh anak-anak remaja sekarang mudah sekali mendapat akses porno dari internet, hal itulah yang membuat mereka begitu labilnya kalau melihat wanita cantik. Robert yang sebenarnya polos, mulai ikut-ikutan temannya. Diantara teman-temannya yang rata-rata berpikiran mesum ini ada yang paling parah, Kevin namanya. Kevin sendiri dianggap bos oleh rombongan geng yang Robert ikut-ikutan ini. Itu karena usia Kevin yang sudah 17 tahun yang memang selayaknya sudah sma. Robert sering dimintai uang rokok oleh Kevin , walaupun berat hati tapi terpaksa juga diberi oleh Robert.Beberapa hari kemudian di sekolah, entah kenapa Robert malah ingin mengajak Kevin ke rumah. Ya.. sebaga rival latihannya bersama mamanya tentunya. Robert sendiri yang menerangkan panjang lebar ke Kevin tentang maksud tujuannya. Mendengar penjelasan Robert ini, tentu saja Kevin semangat bukan main dan menyetujuinya. Sudah lama dia tertarik pada mamanya Robert. Walaupun Bella bukan gadis abg tapi sungguh menggoda dan nafsuin seperti artis milf Jav yang sering dia tonton. Akhirnya setelah pulang sekolah Robert mengajak Kevin ke rumahnya.“Ma.. Robert pulang mah.. Robert ajak teman nih..” kata Robert masuk ke rumah yang tidak terkunci dan mempersilahkan Kevin duduk di sofa tamu.“Mah, ni Kevin .. yang dulu juga pernah main kesini” kata Robert pada Bella. Tidak lama kemudian Bella muncul yang sepertinya habis menidurkan bayinya di kamar. Dia mengenakan daster rumahan biasa, meskipun begitu dia tetap saja terlihat cantik.“Oh.. Kevin ” Bella tersenyum manis sambil menerima salaman tangan teman anaknya itu. Kevin mencium punggung tangan Bella. Mata Kevin tentu saja sudah mulai kelayapan kesana kemari menerawang ke tubuh wanita ini. Bella sebenarnya sadar mata anak itu kelayapan melihat tubuhnya, tapi entah kenapa dia merasa horni diperhatikan seperti itu. Sepertinya sifat eksibisionisnya muncul kembali. Sifat nakalnya yang pertama dia alami saat dia masih gadis dahulu yang sampai sekarang masih tetap ada. Ya.. dia memang senang kalau dirinya menjadi pusat perhatian kaum Adam. Tidak terkecuali oleh teman-teman anaknya sendiri.
“Kamu udah dengar kan dari Robert?”
“Hehe.. udah tante, tapi beneran nih boleh ikutan?”
“Hihi.. iya, boleh kok. Kamu mau kan bantu Robert?”
“Hehe.. oke tante, Kevin senang malah bisa bantu kaya gini” Bella tersenyum manis mendengar ucapan Kevin tersebut.“Ya udah, kalian mau sekarang?” tanya Bella dengan senyum di bibirnya.
“Ntar yang menang tante kasih uang jajan deh..” tambahnya lagi. Robert dan Kevin akhirnya setuju untuk saat itu juga memulai latihan ketahanannya. Robert cukup malu-malu juga untuk telanjang di depan Kevin . Tapi Kevin malah terlihat tidak sabaran dan langsung saja membuka celananya. Cukup terkejut Bella melihat kelamin Kevin yang ternyata cukup besar, beda sekali dengan milik anaknya Robert. Bella berusaha menyembunyikan keterkejutannya tersebut, walaupun matanya tetap menatap takjub anak seusia Kevin memiliki penis sebesar itu.“Umur kamu berapa sih Kevin ?” tanya Bella ke Kevin .
“17 tahun tante”
“Ohh.. pantesan” sebenarnya Bella cukup heran juga Kevin masih smp dengan usia segitu, tapi Bella tidak ingin terlalu mempedulikannya dan membahas hal tersebut.“Pantesan kenapa ya tante?” tanya Kevin karena sedikit bingung.
“Ahh.. nggak, mau tau aja.. hihi”“Yuk mulai” ajak Bella. Dia kemudian bersimpuh di tengah-tengah Robert dan Kevin yang telah bertelanjang bulat dan sudah ngaceng dari tadi. Robert sendiri sebenarnya masih merasa tidak nyaman dengan adanya Kevin yang ikut. Tapi sudah terlambat, dia sendiri yang mengajak Kevin kemari. Dada Robert berdebar karena akan melakukan hal ini lagi, bahkan kini temannya ikut serta. Tangan Bella mulai mengocok kedua penis remaja tanggung ini di sisi kiri dan kanannya. Yang mana salah satunya milik anaknya sendiri.“Ahh… ma..” lenguh Robert penuh kenikmatan.
“Enak sayang? Kamu sendiri gimana Kevin ? Enak kocokan tante?” tanya Bella dengan wajah nakal pada dua remaja itu.“Iya tante, sedaap.. hehe, akhirnya kesampaian juga bisa dikocokin tante”
“hmm?? Maksud kamu?”
“hehe.. iya, sejak liat tante pertama kali Kevin jadi suka sama tante. Kevin jadi ngayalin tante tiap coli.”“Ha? jadi kamu sering ngayalin tante? Dasar kamu kecil-kecil udah gini..” kata Bella sambil tetap mengocok penis mereka.Setelah beberapa saat, terlihat ekspresi dari Robert yang sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar.“Ma… gak tahan.. agghh…”
“Croot.. crroot” tumpahlah sperma Robert di hadapan ibu dan temannya itu. Spermanya berlumuran tumpah di tangan ibunya.
“Oughhh.. mah.. enak..” lenguh Robert kenikmatan.
“Yess.. gue menang, iya kan tante? Kevin yang menang kan?”
“Iya-iya kamu yang menang. Hmm.. kamu mau tante lanjutin sampe keluar gak?”
“hehe.. mau dong tante”
“Ya udah..” tangan Bella kembali mengocok penis Kevin . Tidak butuh waktu lama karena Kevin memang sudah horni dari tadi. Tangan Bella pun kini berlumuran sperma Kevin .“Udah kan? kalian bersih-bersih dulu sana gih”
“Iya ma..”
“Iya tante..” jawab Robert dan Kevin bersamaan. Mereka akhirnya bersih-bersih tidak lama setelah itu. Robert dan Kevin kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Bella ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Robin, adiknya Robert. Bella yang mendengar suara tangisan anaknya pun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Bella kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Robert dan Kevin .“Oi, Den.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap lo” kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Robert juga merasakan hal yang sama dengan Kevin . Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya.“Gini deh, gue punya ide” kata Kevin .
“Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..” pinta Kevin ke Bella.
“Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Robin. Ntar dia gak kenyang lagi”
“Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajan”“Hmm.. terus?”
“Gimana kalau.. ngggg… itu tante” kata Kevin sambil menunjuk ke arah payudara Bella yang masih menyusui bayi kecilnya.“Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihi” Bella malah merespon permintaan mesum Kevin sambil tertawa-tawa.“Oke deh, tante turutin. Robert, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..”“Iya ma.. Robert usahain”Bella melepaskan Robin dari sisinya. Tampak Robin sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Bella lalu meletakkan Robin ke kursi di sebelahnya.“Mau sekarang?” tanya Bella dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.Robert dan Kevin mendekati Bella, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Bella. Tangan Bella mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Bella, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan.“Ayo Robert.. semangat sayang, jangan kalah lagi” kata Bella menyemangati anaknya.
“Oughh.. iya ma..” jawab Robert. Tapi apa daya, ketahanan Robert masih belum dapat menandingi Kevin . Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Kevin .“Yes, gue menang.. hehe” sorak Kevin penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.
“Tuh kan.. kamunya kalah lagi” kata Bella dengan wajah yang dicemberutkan ke Robert.
“Kamu mau ambil hadiahnya sekarang Kevin ?” tanya Bella dengan tatapan nakal ke Kevin .
“Boleh tante.. ”“Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat Tante” kata Bella sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Kevin untuk duduk di sebelahnya. Kevin pun akhirnya duduk di sebelah Bella dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Bella yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Kevin menempel ke pucuk payudara kanan Bella. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot putting payudara tersebut.Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Robert tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horni, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Bella, mata Kevin sesekali menatap ke Robert sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya.“Kevin , jangan godain Robert seperti itu dong, kasihan anak tante” kata Bella yang tahu apa yang sedang dipikirkan Kevin .
“Hehe.. gak kok tante..” jawab Kevin enteng.
“Ma…” kata Robert lirih.
“Ya sayang?”
“Robert mau juga dong…”“Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Kevin dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..” jawab Bella. Sekali lagi tampak Kevin cengengesan melirik ke Robert, membuat hati Robert makin pedih.“Tante, yang satu lagi buka juga dong..” pinta Kevin .
“Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??”
“Iya.. boleh yah tante..”
“Hmm.. iya-iya, dasar kamunya” Bella akhirnya menyetujui permintaan mesum Kevin . Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas.“Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Kevin lagi.
“Dasar nakal. Robert, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Bella malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.“Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Robert. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Bella cuma tersenyum, dia kemudian mulai meloloskan daster bagian atasnya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.“Udah nih, puas kan kamu Kevin ?”
“Hehe.. tante emang baik”“Dasar” kata Bella sambil mencubit pipi Kevin . Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Bella yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Kevin . Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Bella. Tapi Bella tidak menganggapnya masalah.“Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Kevin mesum.“Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” setuju Bella menyuruh Kevin berbaring di atas sofa dengan kepala Kevin berada di atas paha Bella yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Kevin kini tepat di depan payudara Bella. Tangan Bella kini meraih penis Kevin dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Kevin ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Bella. Sambil membiarkan Kevin menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Kevin masih saja melirik cengengesan ke arah Robert. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Robert yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Robert makin tidak karuan.Tapi suara rewelan Robin menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Kevin yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.“Kevin , bentar yah.. tante urus Robin dulu” kata Bella melepaskan kocokan tangannya dari penis Kevin .
“Duh tanggung nih tante, bentar lagi..” tolak Kevin tidak tahu diri.
“Bentar kok sayang.. yah?” kata Bella lagi ke Kevin , tapi Kevin sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Bella akhirnya menuruti kemauan Kevin dan kembali mengocok penis Kevin .
“Bentar yah Robin sayang.. Om Kevin masih belum puas nih.. hihi” kata Bella ke bayinya. Sungguh gila, Bella lebih memilih memuaskan Kevin dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.“Belum Kevin ? Kasihan tuh Robin..” tanya Bella.
“Belum tante, duh si Robinnya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Kevin yang betul-betul tidak tahu diri.“Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Robert, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Bella ke anaknya. Robert dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Robin yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Robert menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Robin untuk tertidur lagi. Setelah Robin tertidur, barulah Robert kembali ke tempat tadi.“Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Robinnya?” tanya Robert berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Kevin .“Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Bella. Dengan berat hati Robert membawa Robin ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Robin, gerutunya.Saat Robert kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Bella berada di bawah tindihan Kevin yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Kevin pun masih tetap dikocok oleh Bella dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Bella makin acak-acakan karena perbuatan Kevin ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Bella sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Kevin di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Bella berusaha untuk mendorong tubuh Kevin .“Kevin .. udah dong.. lama amat sih” kata Bella. Kevin tidak memperdulikan omongan Bella dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Robert sudah kembali.
“Udah dong Kevin sayang..” katanya lagi.Sebenarnya Robert cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Robin tapi Kevin belum juga ngecrot. Apa Kevin sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Robin tadi? Pikirnya.
Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya Kevin yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.“Sayang, sorry yah. Ini Kevin masih belum puas aja” kata Bella pada Robert. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Kevin masih saja meneruskan aksinya. Kevin sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Bella, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Bella dengan mulut dan lidahnya. Robert yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Bella tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Kevin dari dirinya.“Udah dulu Kevin , kasian Robert tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Bella mencoba memberi Robert kesempatan sekali lagi.
“Kalau gitu boleh dong Robert nyusu kalau Robert menang?” tanya Robert semangat.
“Iya.. boleh..” jawab Bella sambil tersenyum manis.
“Terus kalau Kevin yang menang gimana tante?” tanya Kevin yang masih belum puas juga.
“Hmm.. kamu maunya apa?” kata Bella balik nanya.“gimana kalau Kevin boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Kevin kurang ajar. Robert sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Kevin . Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Kevin ini.“Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Robert” kata Bella sambil mencubit perut Kevin .
“Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”
“Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Robert tuh..” kata Bella sambil melirik ke anaknya.“Gimana Robert? Gak boleh kan?” tanya Bella ke Robert.
“Nggg…”
“Boleh kan Bert? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Kevin main serobot.“Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Bella dengan senyum nakal. Memberi Kevin harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.“Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Kevin . Robert yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Kevin , yang juga berarti Kevin akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Kevin ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.“Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Kevin .“Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Bella. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Bella hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Robert yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya.“Robert.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Bella.
“Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Kevin .
“Ayo dong Robert, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Bella menyemangati anaknya.Ronde selanjutnyapun dimulai, Robert ternyata memang kalah pengalaman dari Kevin . Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Kevin . Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Kevin .“Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Kevin . Bella tersenyum mendengarnya.“Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadi” kata Bella sambil melirik ke Robert yang sedang terduduk kecewa. Kevin pun mendorong tubuh Bella ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.“Duh.. aww.. Kevin , pelan-pelan dong..” kata Bella. Tanpa menjawab Kevin meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Bella yang lain, termasuk wajah dan mulut Bella. Robert lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Kevin dan Bella kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Kevin lalu menjulurkan lidahnya, Bella yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Kevin tersebut, sungguh erotis sekali. Kevin juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Bella yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.“Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Kevin . Bella melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.“Coba buka mulut tante..” suruh Kevin . Bella mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Kevin kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Bella, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Kevin cengengesan sambil melirik ke Robert setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Robert setelah menelan liur Kevin .Bagi Bella sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Robert yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.“Lagi ya tante..” kini Kevin tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Bella. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Kevin keluar dari mulut Bella karena tidak mampu menelan semuanya.“Udah ah kamunya, ada-ada aja”
“Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”
“Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Robert”
“hehe.. oke deh..” setuju Kevin . Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Bella.
“Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..”“oke tante.. hehe” jawab Kevin .
“Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Robert dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.“Maaf yah sayang, Kan Kevin yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Robert hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Kevin mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Robert.Kini Robert tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Robert benar-benar tidak mengetahuinya, sama sekali tidak terdengar suara dari luar kamar tempat Robert berdiri ini. Tubuh Robert jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Robert penasaran apa yang terjadi, selang beberapa lama dia putuskan untuk berusaha mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam.“Enak sayang?” terdengar suara mamanya samar-samar.
“Enak tante..”
“Enak banget yah?? hihi”“…. Duh, aw.. Kevin , pelan-pelan sayang.. geli.. hahaha..” terdengar tawa renyah mamanya yang sepertinya sedang kegelian.
“Oughh.. Bella..”
“Ngghh.. sayang, udah… sshhh.. kamu ini, ntar Robin nya bangun”
“Nggmmhh..”
“Oughh..”
Beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Kevin , entah apa yang mereka lakukan. Robert betul-betul tidak tenang di luar sini. Hatinya begitu tidak karuan mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Suara Robinpun terdengar dari sana, sepertinya Robin terbangun karena ulah Bella dan Kevin di dalam sana.“Tuh kan.. anak tante bangun, kamu sih..”
“Robin, kamu mau ikutan nyusu kaya om Kevin ?, sini-sini..” kata mamanya. Deg, Robert terkejut mendengarnya. Dia semakin panas dingin karena membayangkan mamanya menyusui mereka sekaligus. Yang satu memang bayinya sendiri, tapi orang yang satu lagi?Robert putuskan untuk tidak meneruskan menguping. Hatinya sudah begitu panas mendengar dan membayangkan itu semua. Lebih setengah jam lamanya Robert hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Bella sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Robert betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.“Lama amat sih ma?” tanya Robert dengan wajah kesal setelah mereka keluar.
“Habis.. temanmu ini sih..” jawab Bella sambil tersenyum ke Kevin .
“Udah yah Kevin , pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.
“Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Kevin pun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Kevin bahkan tidak pamit dengan Robert, Kevin hanya berpamitan dengan Bella sambil mencium tangannya.“Ma..” kata Robert lirih memanggil mamanya.
“hmm? Apa sayang?”
“Robert juga mau dong..”
“ Hihihi.. kamu mau juga?”
“Iya mah..”
“Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”
“Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma”“Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Bella memberi harapan pada Robert sambil mengedipkan matanya.“Kok gak sekarang aja sih ma?”“Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Robert. Akhirnya Robert setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Robert senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.



0 komentar: