STORY21 - CALON KLIEN SUAMI

Calon Klien Suami - Cerita ini tentang kehidupan pribadiku, namaku Liza, aku seorang wanita berusia 28 tahun, aku sudah menikah dan dikaruniai 1 anak. Aku memiliki fisik yang sangat bisa dibanggakan, aku memiliki tinggi 170cm dengan berat 50kg, kulit putih dan cantik dengan proporsi tubuh yang ideal dan tampilan bak model kata teman teman ku.
Bahkan banyak pria yang sering menggodaku karena fisikku ini. Saat ini aku memiliki karir cemerlang sebagai dosen di PTN ternama di Bandung. Aku menjadi dosen favorit mahasiswaku karena kecantikanku, bahkan aku sampai ramai dibicarakan di media sosial sebagai dosen cantik.
Suamiku juga tidak buruk, wajahnya cukup tampan, hanya terpaut usia 2 tahun denganku, ia seorang pengusaha yang cukup mapan, penghasilannya lebih dari cukup untuk keluargaku.
Awalnya kehidupan keluarga kami bahagia. Tapi sudah beberapa waktu ini berubah, suamiku yang awalnya selalu ada untuk kami sekarang terlalu fokus untuk pekerjaannya. Ia semakin jarang ada di rumah, dan komunikasi kamipun semakin terhambat.
“Kebutuhan” aku pun jarang terpenuhi, baik kebutuhan psikis maupun materi. Aku pun sering iri dengan teman-teman sepergaulanku, mereka selalu pamer keharmonisan keluarga mereka dan selalu pamer kekayaan mereka, pamer barang-barang mahal yang di belikan suami mereka.
Sedangkan aku sendiri, tidak ada yang bisa aku banggakan, bahkan saat ini jangan kan untuk membelikan barang-barang bermerk, untuk uang bulanan pun sangat terbatas karena ia sedang fokus menggunakan uangnya untuk mengembangkan bisnisnya.
Sebagai pelampiasanku, aku jadi sering hang out bareng teman temanku. Lebih sering berada di luar. Bahkan beberapa kali aku menanggapi tawaran jalan atau makan siang dari laki-laki, hanya untuk sekadar mengusir kebosananku.
Sejak itu, banyak yang bilang aku cukup banyak berubah, aku lebih terkesan bebas, gaya penampilannku juga banyak berubah, yang awalnya aku lebih sering berdandan/berpakaian jaim karena pekerjaanku sebagai dosen, sekarang aku lebih “berani” berpakaian, lebih berani menampilkan lekuk tubuhku yang indah, dan berpakaian mini.
Dengan pakaian ketat payudaraku yang ukurannya 36C tampak sangat menggoda ditambah rok mini tidak pernah gagal membuat lelaki berpaling melihatku, tentu ini jadi kebanggan sendiri buatku.
Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, suamiku sedang sibuk mengembangkan bisnisnya, dan suatu hari ia memintaku untuk bertemu dengan calon kliennya, untuk menyampaikan proposal kerjasama pengembangan bisnis, ia tidak bisa bertemu sendiri karena sedang berada di luar kota saat itu.
Calon klien yang akan kutemui ini bernama Ilham, seorang pria keturunan arab, usia 40 tahun, tinggi, sedikit gemuk namun cukup tampan menurutku. Aku sudah pernah bertemu dengannya sebelumya saat acara pernikahan relasi suamiku, saat itu aku melihat caranya memandangku cukup berbeda, mungkin ia tertarik padaku.
Terlintas di pikiranku, ah, aku manfaatkan saja supaya proposal suamiku lebih mudah gol, karena proyek ini cukup besar, dan pastinya aku cukup di untungkan dengan ini.
Aku pun menelpon dia untuk membuat janji, ia tampak antusias saat tahu bahwa aku yang akan menyampaikan proposalnya. Kami pun berjanji untuk bertemu di kantornya. Esoknya di hari kamis, hari yang di janjikan, ia mengubah tempat bertemu, ia mengajak bertemu sambil makan siang di restoran ternama.
Aku pun menyanggupi. Sebelum berangkat, aku pun berdandan dengan cantik, dengan rok pendek di atas lutut, cukup untuk memamerkan kaki putih dan jenjangku. Ditambah dengan blouse putih ketat dengan belahan dada rendah, menampilkan lekuk tubuh dan belahan dadaku yang indah.
Akhirnya aku pun sampai di tempat yang di janjikan, ternyata ia lebih dahulu sampai, aku pun menyapa dia. Tampak ia melihatku dari ujung kepala ke ujung kaki, kelihatannya ia takjub dengan penampilanku hari ini. Sukses pikirku.
Ia pun berbasa-basi, menanyakan suamiku, kemana perginya dan berapa lama. Akhirnya kami pun membicarakan bisnis, selama kami membicarakan bisnis, aku melihat dia mencuri-curi pandang ke dada & pahaku, tak apa bagiku, karena itu artinya tujuanku tercapai.
Di akhir pertemuan, ia memintaku untuk bertemu  lagi hari sabtu sambil makan siang juga, karena saat ini ia belum bisa memutuskan karena banyak hal yang harus ia diskusikan terlebih dahulu dengan penasihatnya. Aku pun menyanggupinya, walaupun aku curiga itu hanya alasannya untuk bertemu lagi denganku
2 hari kemudian, kami pun bertemu kembali. Sekarang ia tampak lebih leluasa berbicara denganku, ia banyak menceritakan hal-hal pribadinya. “dek” panggilnya padaku, “iya pak” jawabku, “panggil mas aja, supaya lebih akrab” ujarnya, “iya mas” kataku “aku mau cerita ke kamu dek, aku ini punya harta sebanyak ini tapi kesepian loh dek”, “kenapa mas?” tanyaku.
“percuma aku punya banyak harta, namun tidak ada tempat berbagi”, “maksud mas?”, “aku sudah lama menduda dek, anakku pun ikut dengan mantan istriku”. Aku mulai mendeteksi arah-arah yang berbeda dari pembicaraannya, aku pun tidak mau mudah terpancing, “memang tipe wanita ideal buat mas yang seperti apa? Siapa tau aku bisa membantu mencarikan calon yang sesuai”
Dengan lihai ia menjawab, “yang seperti kamu dik, fisik kamu yang cantik dan sempurna, kamu juga cerdas, siapa pun pasti bahagia memilikimu, aku iri dek pada suamimu”, “mas bisa aja, ga banyak loh mas yang seperti aku”, sedikit menyombong. “iya sih, makanya aku masih belum ada pendamping lagi sampai sekarang” katanya.
“suamimu pasti memperlakukan kamu bak putri ya dek, aku pun akan seperti itu jika memiliki wanita seperti kamu”, “iya mas” jawabku, berusaha untuk tidak terpancing.
Akhirnya kami pun banyak mengobrol, mengenai kegemaran kami, hingga hal-hal yang mulai sedikit pribadi, mungkin karena aku mulai nyaman berbicara dengannya, karena cara bicara nya yang sopan dan pandai memuji wanita.
Di akhir pertemuan, ia menanyakan kapan bisa bertemu dengan suamiku, aku pun menjawab kalau suamiku akan pergi keluar pulau selama sebulan mulai lusa, dan menanyakan barangkali bisa bertemu esok hari. Ia tidak menyanggupi karena esok ia sudah punya janji.
Akhirnya ia meminta kembali bertemu lusa untuk membicarakan kontrak perjanjian kerjasama, kali ini ia meminta bertemu di kantornya di pagi hari. Tentu aku menyanggupi, karena artinya pertemuan ini berjalan sesuai tujuan.
Di senin pagi, aku pun datang ke kantornya, aku pun cukup kagum karena kantornya cukup mewah dan berkelas. Tidak lama menunggu, aku pun bertemu dengannya. Kami membicarakan mengenai kontrak kerja sama dengan serius, tidak terasa sudah waktu nya jam makan siang, aku pun diajak makan siang olehnya.
Dengan dianter oleh supirnya aku pun duduk di kursi belakang bersamanya di sedan jerman mewah miliknya. Sepanjang perjalanan, ia menceritakan usaha-usaha miliknya, luar biasa sekali memang, sepanjang perjalanan saja ada lebih dari 10 perusahaan miliknya yang kami lewati.
Aku pun mulai memahami dia, ada rasa kagum kepadanya disaaat yang sama aku pun merasa sedikit sedih terhadapnya, tentu sangat kesepian rasanya memiliki harta sebanyak itu tapi tanpa tempat berbagi.
Sesampainya di tempat makan siang, kali ini di tempat yang sedikit berbeda, tempatnya mewah dan eksklusif, ia memesan tempat yang private. Kami pun mulai berbincang, sampai akhirnya ia merasakan ada kegundahan di hatiku.
“kamu tampak gundah dek saat membicarakan keluargamu, apakah ada masalah saat ini dengan kehidupan rumah tanggamu?” tanyanya. Tak sanggup menahan diri, akupun menceritakan semua kegundahanku, semua permasalahanku dengan suamiku.
Ia pun menanggapi setiap kegundahanku dengan bijaksana, semakin menambah kekagumanku terhadapnya. Ia pun berkata” kamu bisa bercerita kepada mas setiap ada masalah dek, setiap merasa gundah dan butuh teman bercerita mas selalu siap mendengarkan, kapan pun itu waktunya”.
“iya mas, mas baik sekali sudah mau mendengarkan cerita ku”. Setelah itu, ia menawariku mengantar pulang ke rumahku, dan mobilku yang berada di kantornya akan di antar oleh staff nya ke rumahku, tanpa sedikit rasa segan, aku pun mengiyakan.
Diperjalanan menuju rumahku, ia mengajak mampir terlebih dahulu ke sebuah mall. Disana ia mengajakku ke sebuah gerai mewah dari merk fashion ternama italia. Ia pun menanyakanku tas mana yang menurutku bagus dan aku sukai.
Kemudian ia mengambilkan baramg itu dan membelikannya untukku. Aku pun terkejut dan bingung, bagaimana aku bisa menerima barang semahal ini. Ia pun mengatakan bahwa ini hanya ucapan terima kasihnya karena sudah bersedia menjadi tempat nya bercerita mengenai hal pribadinya, sesuatu yang sudah lama tidak ia miliki.
Akhirnya aku pun menerimanya, toh ia punya banyak harta, sebanyak ini tidak seberapa baginya, lumayan juga buat aku pamerkan ke teman-temanku, pikirku.
Singkat kata, aku pun diantarnya kerumahku. Sesampainya di rumahku, ia pun mengutarakan niatnya untuk mengajakku makan malam. Aku pun menyanggupi, mumpung suamiku masih di luar kota, toh dia juga yang akan diuntungkan kalau kerja sama ini gol.
Kamis malam, hari yang di janjikan untuk bertemu makan malam. Aku pun bersiap-siap. Dengan mini dress tanktop hitamku, tubuhku tampak begitu menggoda, dengan lekukan tubuh yang tampak jelas.
Kali ini aku berangkat dengan taxi, karena awalnya ia menawari untuk menjemputku, masih ada sedikit rasa sungkan dariku, sehingga aku hanya menyetujui ia mengantarku pulang.
Sesampainya disana, aku kagum dengan tempat yang ia pilih, sebuah restoran mewah yang berada di rooftop, dengan pemandangan Kota Bandung yang indah di malam hari, sungguh pilihan yang berkelas.
Kami pun berbincang-bincang. Ia banyak menyampaikan kekagumannya padaku. Hingga ia berkata “dek, aku sangat mengagumimu, kekaguman ini sudah jadi rasa ingin memiliki.
Aku sudah sangat tertarik denganmu sejak kkta bertemu di acara itu, dan aku sudah banyak mencari tahu tentangmu, dan itu semakin menambah keinginanku untuk memilikimu”. Aku pun terdiam, berbagai perasaan berkecamuk.
Aku dengan kehidupan rumah tangga yang sedang tidak harmonis, mendapat pernyataan cinta dari seorang yang aku kagumi, namun akupun masih berusaha menahan diri karena masih memikirkan anakku.
Melihat kebingunganku, ia pun berkata “dek, mas tidak minta kamu menjawab apa pun sekarang, mas paham kalau kamu pasti bingung saat ini, mas hanya memohon diberikan kesempatan untuk membuktikan keseriusan mas”. Setelah berpikir sejenak, aku pun menjawab “baiklah mas, jika hanya itu, aku bisa menyanggupinya”.
Sepanjang perjalanan pulang, ia semakin menunjukan sikap mesra nya padaku, anehnya justru aku merasa senang dengan sikapnya itu, mungkin karena aku sudah merasa sangat nyaman dengannya.
Sesampainya dirumahku ia memberikanku sebuah iphone baru. Aku punya bertanya untuk apa ini? “aku paham bila kamu akan terbatas berkomunikasi dengan ku, pasti ada kekhawatiran ketahuan oleh suami mu, jadi ini solusi dari mas supaya mas lebih leluasa berkomunikasi denganmu dek”. Aku pun menerimanya.
Kami pun semakin intens berkomunikasi. Ia semakin sering mengucapkan kata-kata mesra. Hingga di suatu hari, ia mengajakku untuk ke rumahnya, dengan alasan untuk finalisasi kerjasama.
Dengan tampilan seksi, dengan hotpants & tanktop, ada sedikit rasa ingin menggodanya. Sesampainya disana, semakin kagum dibuatnya, rumah mewahnya sangat luar biasa. Singkat cerita, setelah menyelesaikan kontrak kerjasama, kami pun berbicara santai di sofa.
Ia banyak menggodaku, aku pun menjawab godaannya. Perlahan ia mulai duduk mendekat padaku.
“dek, kamu cantik sekali hari ini”, “makasih mas”. “kalau kamu berpakaian seperti ini mas jadi pengen berbuat macam-macam sama kamu dek” candanya, “macam-macam kaya gimana sih mas”. “jadi pengen meniduri kamu dek” ucapnya semakin terang-terangan. “emangnya mas berani?” tantangku.
Sambil mulai merangkulku, ia berkata “kalo mas berani gimana? Nanti kamu ketagihan loh”, aku pun mulai terpancing “emangnya gimana mas bisa bikin aku ketagihan?” tiba-tiba ia pun meletakkan tanganku di atas kemaluannya, sambil berucap “mas keturunan arab loh dek, ininya besar”.
Aku pun terkejut saat meraba penis miliknya, besar dan panjang sekali. Langsung terlintas pikiran nakal di otak ku, bagaimana rasanya penis sebesar itu masuk ke vagina ku, pasti sungguh nikmat rasanya. Birahiku pun perlahan mulai muncul  “gimana dek? Penasaran kan?”. “ga tau ah….” jawabku sok jual mahal..
Rupanya ia bisa menebak kemunculan birahiku, ia pun mengecup pipiku, kemudian mengecup bibir ku, aku pun mulai membalas kecupannya, kami pun mulai berpagutan, lidah kami saling beradu. Tangan kanannya mulai meraba dan meremas payudaraku.
Aku pun mengerang nikmat “errhhh..pelan-pelan mas” ucapakanku semakin membuatnya bergairah.. Ia pun mulai meraba pahaku hingga keselangkanganku. Aku pun mulai basah. Gairahku sudah tidak tertahankan. Saat ia akan membuka tanktopku, aku pun berkata “pindah ke kamar mas aja ya, adek malu kalo disini, nanti ada yang liat” tiba-tiba ia memggedongku ke kamarnya.
Sesampai nya di kamar, kami pun kembali bercumbu, dalam posisi berdiri, ia meremas bokongku. Ia membuka tanktopku dan berkata “payudara kamu indah sekali dek” kemudian merasa dan mengecup payudaraku hingga akhirnya membuka bra ku.
Aku pun semakin bergairah, kubuka kausnya, kukcecup tubuhnya dari atas hingga kebawah. Hingga akhirnya kubuka celananya, dan celana dalamnya hingga tampak lah penisnya yang sangat besar dan panjang, bahkan lebih besar dari perkiraanku sebelumnya, kujilati kantung kemaluannya, “aaahhh nikmat dik” ia pun meracau.
Kujilati batang penisnya, kumasukan kemulutku, besar sekali, hampir tidak muat di mulutku. “kamu pintar sekali dek, nikmat sekali” pujinya. Aku pun semakin semangat mengocok dan menjilat penis miliknya.
Setelah puas di oral, ia pun membaringkan ku di ranjang, sambil berkata “giliran mas yaa”. Ia menjilati kedua payudara ku sambil meremasnya, aku pun menggelinjang nikmat, tangannya mulai meraba bagian celanaku, akhirnya ia membuka hotpants dan panty ku, dan aku pun terbaring tanpa sehelai kain pun.
Ia mulai memainkan jemarinya di vaginaku, jarinya yang besar dimasukkan kedalam vaginaku “ooouuuhhh” aku pun meracau. “terusin mas” ia lanjutkan memainkan jemarinya di vagina ku sambil menjilatiku dari payudara trus turun hingga sampai ke vaginaku, dan ia menjilati vaginaku dengan sangat ganas “iiihhhh… Enak banget mas.. Terusss…”
Vagina ku dijilati dengan sangat ganas, sambil di keluar masukkan jemarinya..
Akhirnya sampai lah aku orgasme. Aku menggelinjang “uuuuuhhhh”
Baru pertama kali ini aku mencapai orgasme hanya dengan oral sex.
Kemudian ia mulai mengarahkan penisnya ke vaginaku, penis yang sangat besar itu, dimasukkan kedalam vaginaku perlahan, akupun merem melek merasakan nikmat yang luar biasa.
“besar banget mas, terusin mas…” perlahan ia mulai menggenjotku. Semakin lama semakin cepat. “ah.. Ah.. Ah.. Oh my god.. Terusin mas.. Genjot adek terus mas.. Gede banget mas.. Enak.” ucapanku semakin meracau
“adek mau mas genjot terus?” “mau mas.. Terus mas, mas beneran bisa bikin aku ketagihan mas.. Uuhhh” “adek suka sama penis mas?” “suka banget mas… Ouuuh”
Sampai akhirnya aku sampai di orgasme keduaku.. “mas.. Aku sampe lagi mas.. Nikmat banget mas… ” ia pun mengecupku..
Aku pun di posisikan menungging, dimasukan lagi penisnya “oooh.. Pelan pelan mas.. Sempit..”
“iya dek, memek kamu sempit banget dek, kaya masih gadis..”
Digenjotnya lagi vagina ku.. Kali ini nikmatnya luar biasa juga.. “oh.. Oh.. Oh..” racauku saat ia menghujamkan penis besarnya padaku.. Akhirnya aku pun orgasme untuk ketiga kalinya..
Dan ia pun membaringkanku, ia merebahkan badannya di atasku, kemudian dihujamkan lagi penisnya. Sudah tidak tergambarkan nikmat yang kurasakan.”uuh.. Uuh.. Lanjut terus mas… Uuh”. “adek mau sering di genjot mas?” “mau mas… Oooh”. “brarti adek mau ya jadi istri mas”. “mas curang..uuh..  Aku jadi ga bisa nolak.. Uuh.. Kalo enak gini”
Akhirnya aku hampir sampai ke orgasme keempat ku. “aku mau sampe lagi mas” ia pun semakin cepat menggenjotku. “mas juga mau sampe dek” “keluarin di dalam aja mas” ucapku..
“oooh.. Uhh” “oouuch….” akhirnya kami pun orgasme bersamaaan…
Kami pun berpelukan erat, kami saling berpagutan.. “mas sayang kamu dek” “adek juga mas” jawabku..
“jadi bener kan mas bisa bikin ketagihan?” tanya nya “ketagihan ga yaa…” jawabku malu-malu
Pengalaman yang luar biasa bagiku, 5x orgasme dalam 1 waktu. Belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Kalau sudah begini jangan kan dia yang meminta untuk ML, bahkan rasanya aku yang akan lebih sering meminta kepadanya.. Pikirku…
Sejak kejadian saat itu, aku dan mas Ilham semakin mesra. Kami bagaikan dua sejoli yang dimabuk asmara. Hubungan kami semakin intens. Terlebih saat itu suamiku masih berada di luar pulau. Kami sering melakukan video call sex. Akupun sering mengirimkan foto-foto hot ku, dengan bikini atau bahkan full telanjang.
Kami semakin sering bertemu dan beberapa kali pergi ke rumahnya untuk memadu asmara. Kali ini, aku di ajak menginap di villa miliknya di kawasan Lembang.
Aku beralasan ada kegiatan kampus sehingga harus menginap disana. Pagi itu aku dijemput olehnya, berangkat ke villa miliknya, sepanjang jalan, kami bercumbu mesra di kursi penumpang belakang mobilnya tanpa mempedulikan supirnya.
Sesampainya di villa, supirnya pergi meninggalkan kami, tinggallah kami berdua di villa itu. Villa nya sangat cantik, berukuran besar terdiri dari 2 lantai dan memiliki kolam renang. Bagian belakang villa nya menghadap lembah yang sangat luas.
Tak lama setelah sampai, mas Ilham mengajaknya berendam bersama di jacuzzi miliknya. Ia masuk terlebih dahulu ke dalam jacuzzi tersebut, aku lun menyusulnya, aku datang dengan sehelai handuk yang langsung kubuka saat memasukin jacuzzi.
Kami pun berpelukan mesra, dan ia pun mulai mengecup bibirku, kami pun saling berpagutan, beradu lidah. Ia meremas dan memainkan payudaraku, aku pun semakin bergairah. Kemudian ia mulai menjilati kedua payudaraku dengan ganas.
“auh.. Mas.. Enak mas…” ujarku, jemarinya semakin liar memainkan payudara dan mulai menari di vaginaku. “ehmmm.. Terus mas.. Nikmat.. ” aku pun menikmati permainannya.
Aku pun mengocok penisnya, yang semakin keras dan besar. Tak sabar berlama – lama. Aku duduk di atasnya dengan membelakanginya, kumasukan penis besarnya ke lubang vagina ku.
“ooouuuhhh…” sambil memejamkan mataku, merasakan betapa nikmatnya penis besarnya memasuki lubang vaginaku. Aku pun bergerak naik turun diatasnya. “mas.. Aku keenakan nih mas… Ouuuh”. “terusin goyangan mu dek.. Goyangan kamu memang paling dahsyat dek”
Tak lama kemudian, aku sampai di orgasme pertama ku.
Belum puas menggarapku, ia pun memposisikan ku berdiri menungging membelakanginya. Mas Ilham pun menggenjotku dari belakang, sungguh nikmat sekali rasanya. Aku pun menggelinjang menikmati orgasme keduaku. Dan mas Ilham mengeluarkan spermanya didalam vaginaku.
Setelah puas bermain di jacuzzi. Kami pun makan siang bersama. Seharian pun aku hanya mengenakan lingerie seksi yang khusus ia belikan untukku.
Sorenya kami berdua di berada di balkon lantai 2, sedang memandangi pemandangan sore yang indah. Tiba-tiba ia memelukku dari belakang dan mulai mencumbuiku. Dengan tidak sabar, ia membuatku berdiri mengangkang dan sedikit menungging dan mulai menjilati vagina ku dengan liar.
Aku pun mulai becek kembali, dan mulailah mas Ilham menghujami vaginaku dengan penis raksasanya. Kali ini di tempat terbuka!! Sensasi adrenalin karena takut ada yang melihat membuat terasa lebih nikmat.
“mas… Ouh.. Aku malu iih.. Nanti ada yang liat.. Ooooh.”. “gapapa dek… Biar mereka iri ngeliat aku menggagahi kamu” ini pun berlangsung cukup lama.. Hingga akhirnya kami sama-sama mengalami orgasme.
Selanjutnya kami pun berulang melakukan hubungan seksual di villa itu.. Di dapur, di ruang tamu, di pinggir kolam renang.. Seolah tidak ada lelahnya.. Aku pun sangat menikmatinya, karena aku sudah sangat ketagihan bercinta dengan mas Ilham..
Hingga akhir nya keesokan harinya kami pulang.. Aku pun merasakan kepuasan yang luar biasa. Ingin rasanya trus merasakan seperti ini…
Baru sekitar 1bulan kurang aku dan mas Ilham mulai dekat, tapi sudah banyak kisah seks yang sudah kami jalani.
Saat ini hampir setiap hari kami bertemu dan nge sex. Walaupun itu hanya bertemu sebentar saat aku berkunjung ke kantornya dan melakukan quickie.
Aku pun semakin ketagihan bercinta, bahkan tidak bisa bagiku seharipun tanpa memikirkan sex. Suatu ketika mas Ilham datang sendiri mangantarku ke tempat aku mengajar. Saat di parkiran kami menyempatkan bercumbu terlebih dahulu.
“mas, aku lagi pengen makan hotdog nih” sambil kuraba penis besar mas Ilham. Kubuka celananya, kujilati penisnya mulai dari batang hingga ke ujungnya, kumasukkan ke dalam mulutku. “enak banget dek, kamu makin pintar deh, mas makin sayang sama kamu”.
Kujilati dan kuhisap penis mas Ilham hingga ia mengalami orgasme. Terasa spermanya muncrat di dalam mulutku. Spermanya mengalir hangat di tenggorokanku. “makasih sayang” ucapnya kemudian mengecup keningku.
Kebiasaan itu kupertahankan terus setiap aku diantar mengajar olehnya.
Sampai suatu waktu, ketika mas Ilham menjemputku pulang mengajar, saat itu hujan deras, kami bercumbu di parkiran kampusku. Kami pun tak sanggup menahan birahi yang memuncak, hingga akhirnya kami melakukan hubungan seksual dimobil.
Aku di pangkunya, aku menggoyangkan badanku saat penisnya berada dalam vagina ku. “ooh.. Uuh… Enak banget mas.. Gede banget..” sambil terus menggenjot penis besarnya. Hingga akhirnya kurasakan orgasme ku…
Ada kebiasaan baru setiap kami bercinta. Yaitu kami selalu merekam dalam bentuk video. Dan mempraktekkan hubungan seksual seolah kami berdua adalah bintang film porno. Ini menambah keseruan nge sex kami. Apalagi kami selalu menonton kembali video yang sudah kami buat.
Bahkan pernah beberapa kali ku pamerkan video tersebut kepada teman temanku, untuk memamerkan betapa perkasanya mas Ilham setiap bercinta denganku.
Suatu ketika mas Ilham pernah menawariku sesuatu yang berbeda. Yaitu mengajakku threesome. Dan orang yang dia ajak untuk nge sex denganku adalah Ujang supirnya sendiri. Seorang pria usia 40an akhir. Namun masih tampak segar dan tegap, kulitnya hitam namun bersih.
Akupun mengiyakan, karena sebenarnya aku pun ingin merasakan sensasi sex threesome, apalagi karena aku juga mengetahui kalau Ujang memiliki hasrat tersembunyi terhadapku.
Kami pun pergi ke sebuah hotel di pusat kota Bandung.
Didalam kamar hotel, seperti telah di instruksikan sebelumnya, Ujang mulai menggarapku.
“neng, kang Ujang mau nyobain ngewe sama neng ya”. Sambil mulai meraba dan meremas lembut payudara ku. Aku pun menggangguk. “ayo sep, sikat..” ujar mas Ilham.
Kami pun berpagutan saling bertukar lendir. Ternyata permainan lidah Ujang lihai juga. Tak butuh waktu lama, mini dress ku sudah dibuka olehnya, begitu pun celana dalam ku. “memang tubuh neng indah banget, kang Ujang selalu penasaran sama tubuh neng”. Sambil membuka seluruh pakaiannya sendiri.
Tampak lah penisnya yang hitam kekar, tidak sebesar milik mas Ilham tapi di atas rata-rata. Bakal nikmat banget nih pikirku. Membayangkan di hujam oleh penis mas Ilham dan Ujang yang besar.
Ujang pun mulai menghisap dan menjilat puting susuku.
“oouuuhh jang.. Enak jang…”
Jemarinya mulai bergerilya di vagina ku. Jari kasarnya terasa mulai menusuk nusuk lubang vagina ku.. Tak lama, Ujang berkata.
“neng, kang Ujang pengen nyobain tititnya di isep sama neng”
“iya kang.. Boleh..” Kemudian mulai kuhisap penisnya
Kujilati dari kantung kemaluan, batang dan kuhisap ujung penisnya.
“aahhh… Enak banget neng.. Ouuh… Pantesan bapak ketagihan diisep kontolnya sama neng” aku pun semakin bersemangat
Setelah agak lama, ia kembali berkata “sekarang Ujang mau nyobain memek neng ya” sambil memposisikan ku menungging.
Dan perlahan di masukkannya penisnya dan mulai menggenjotku mulai dari perlahan sampai kencang sekali. “enak banget neng.. Memek neng sempit banget”. “terusin sep.. Ouuuh… Oh.. Oh.. Oh..” racau ku meikmati permainannya.
“nah, waktunya aku ikutan gabung nih” ucap mas Ilham yang ternyata sudah mulai bugil.
Sambil mengarahkan penisnya ke mulutku. Dan mengocok penisnya di dalam mulutku. Luar biasa sensasinya di entot dari 2 sisi.
Puas menggenjot dalam posisi menungging, Ujang memposisikan ku berbaring dan melanjutkan menggenjotku. Dengan semakin ganas di genjotlah diriku. Sambil terus kuhisap penis mas Ilham.
“oooh… Ujang mau keluar neng… Oooooh”
“didalam aja jang… Ooh…” ujarku yang mulai merasakan hampir orgasme
Dan akhirnya kami pun orgasme bersamaan.
“gimana sep, enak ga?”
“nikmat banget pak, memek neng liza luar biasa banget pak”
“sekarang gantian ya saya yang main di bawah, kamu main mulutnya dek liza”
“siap pak” jawab Ujang semangat
Berlanjutlah sex hari itu.. Ujang dan mas Ilham bergantian menggarapku. Tidak terhitung berapa kali aku orgasme karenanya. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Dan tentunya tidak lupa sudah kurekam aksi sex kami. Tak lupa pula aku pamerkan ke teman temanku.
Setiap aku bertemu Ujang, aku sering menggodanya, dan terkadang sampai meremas penisnya.
Namun sejak saat itu aku sudah tidak pernah lagi melakukan threesome dengan Ujang. Mas Ilham tidak pernah mengajakku threesome dengannya lagi.
Mungkin ada sedikit rasa tidak rela dari mas Ilham kalau aku terus terusan di pakai oleh Ujang.
Kehidupan seksual diriku dan mas Ilham berjalan semakin intens. Akupun sudah jarang melakukan hubungan seksual dengan suamiku, bahkan aku tidak pernah meminta duluan berhubungan sex dengan suamiku, karena ia sudah tidak pernah bisa memuaskan hasrat ku yang menggejolak.
Namun, suatu kabar yang mengejutkan kudapat, setelah bulan ketiga aku dan mas Ilham berhubungan, kudapati kabar mas Ilham mengalami serangan jantung saat bekerja di kantornya dan meninggal saat di perjalanan menuju rumah sakit.
Aku pun sangat terpukul, bukan hanya ia sudah menjadi pengganti suamiku dalam hal pemenuh kebutuhan seksual ku, tapi juga materi yang selama ini ia berikan kepadaku.
Sampai suatu ketika, aku merasakan bahwa aku harus mencari pelampiasan lain yang bisa menggantikan belaian mas Ilham.
Aku mulai meladeni kembali pria pria yang berusaha menggodaku, menuruti ajakan-ajakan mereka untuk makan malam dengan ku. Tidak jarang diantaranya berakhir dengan one night stand. Kulakukan itu semua karena aku sangat haus akan kebutuhan seksual yang selama ini selalu bisa di penuhi mas Ilham.
Hingga suatu ketika, aku pergi clubbing dengan teman temanku saat suamiku perjalanan dinas keluar kota. Aku pun digoda oleh 2 orang pria, cukup tampan menurutku dan kurasa juga lebih muda dariku. Andre dan Bobi namanya
Boleh juga nih pikirku, main sama berondong kayanya seru. Akhirnya kami pun pergi ke hotel. Threesome malam ini, aku merasa sangat excited. Begitu sesampainya kami di hotel. Aku terkejut, karena dua orang teman mereka sudah menunggu di kamar hotel.
Bisa kewalahan aku harus melayani 4 orang sekaligus. Mereka bernama Robin dan Rian. Tak sabar, mreka menggiringku ke ranjang. Andre dan Bobi mulai mencumbuku, mulai menciumiku.
Robin dan Rian pun tidak mau kalah, mreka mulai meraba dan meremas payudaraku. Birahi ku pun mulai meningkat. Kuladeni pagutan liar mereka. Mereka pun membuka baju dan bra ku. “wah.. Oke banget nih.. Dapet Robinpot malam ini kita” kata Rian ketika memandangi payudara indahku.
“udah buruan kita garap” kata Robin. “santai.. Yang kaya gini harus kita nikmatin bener-bener.. Biar ga mubazir” ucap andre. Robin dan Rian pun mulai memainkan payudaraku, sambil meremas dan menjilati payudaraku, dan menjilat dan menghisap putingku
“oouuuh… Ishhh.. Aku pun mulai meracau”. “nikmatin aja sayang pokoknya kamu bakal puas malam ini” ucap Bobi sambil berbisik kepadaku. Aku pun mengangguk padanya dan melanjutkan french kiss kami.
Andre mulai membuka rok ku. Dan juga panty ku. “wah terawat banget ni memeknya, pasti bakal enak banget” tidak menunggu lama di kangkangkan kaki  ku dan mulai menjilati vagina ku.. “ouuh… Aaah…. Ahhh.” desahku.. Menikmati permainan lidahnya.
Mengalir deras cairan pelumas dari vaginaku, menerima stimulasi seksual dari segala sisi. “udah becek banget nih dia, udah siap di entot, gua duluan ya yang entot” kata andre. Mulai dimasukkan lah penisnya.
Tidak terlalu besar, tapi berurat dan memiliki ujung yang besar.. “ooh.. Enak banget nih memek.. Masih sempit.. Beneran dirawat banget.. Ooh..” ujar Rian sambil mulai menggenjot ku..
Bobi, Rian dan Robin juga mulai membuka pakaian mereka hingga bugil, tampak ukuran penis mereka rata-rata saja, tapi toh tak apa. Kapan lagi melayani 4 berondong sekaligus.
Mereka menyodorkan penisnya padaku, Rian memintaku menjilati dan menghisap penisnya, Bobi dan Robin meminta ku mengocok penis mereka.
Luar biasa nikmatnya.. Digarap oleh 4 orang pria memberikan sensasi yang sangat luar biasa. “ehmm.. Ehmm… Ehhh…. Ehhh…” aku mendesah desah merasakan kenikmatan…
Andre mengubah posisiku, aku diposisikan memeluknya dari atas, kumasukan penisnya ke vagina ku, kugoyangkan pinggulku.. “oh my god.. Enak banget…” erangnya.. Rian menyodorkan penisnya ke mulutku.. Ku hisap penisnya dengan semangat.. “gila ni cewek.. Sedotannya mantap baanget… Ooouh..”
Tibatiba kurasakan ada yang menyentuh lubang anusku… Terasa ada sesuatu yang basah di lubang anusku.. Mungkin semacam gel atau sejenisnya.
Dan tak lama kurasakan benda tumpul masuk ke dalam anusku.. “oh my god..” ucapku.. Rupanya Bobi menganalku… Setelah masuk, ia berhenti sejenak, kemudian perlahan mengocok penisnya di dalam anusku.
Pikiranku sudah tidak karuan. Di entot dari semua lubangku sekaligus. Di genjot dari vagina, anus dan mulutku.
“ehhh… Eh… Ouhh…” erangku.. Semakin meracau.. Aku pun mengalami orgasme ku..
“wah ni cewek udah orgasme.. Keenakan banget pasti dia” kata Rian
10 menit berlalu, andre pun mengalami orgasme.. Terasa cairan hangat mengalir di vagina ku..
Tak lama Rian juga memuncratkan spermanya di mulutku.. Aku pun terbatuk karena cairan sperma nya sangat banyak.
Bobi pun tak mau kalah, ia pun memuncratkan spermanya di anusku. Mengalir deras sperma dari vagina dan anusku.
Seolah tidak membiarkanku istirahat. Kali ini giliran Robin menggenjotku dari belakang. Dengan penuh semangat ia mengocok penisnya.
“oh… Oh.. Uhhh.. Ehmm..” aku semakin meracau. Ketiga temannya hanya menonton kali ini.
Kemudian dia memposisikanku duduk diatasnya. Aku pun menggoyangkan pinggulku di atasnya.
Akhirnya aku sampai di orgasme keduaku.
Hal ini berlanjut hingga pagi hari, mereka bergantian mengentotku. Dan akhirnya kami semua tertidur karena kelelahan.
Luar biasa sekali nikmatnya melayani 4 pria sekaligus. Rasanya ingin mencobanya lagi.
Siangnya mereka mengantarku pulang ke rumah.
Tapi kami sama sekali tidak bertukar nomor. Tak apa, toh masih banyak pria lain yang ingin aku coba.
Sepertinya ini menjadi titik awal petualangan sex ku yang semakin liar.
Suatu hari suamiku pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya. Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam.
Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku.
Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada.
Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku.
Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya.
Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, “Ouh.. ngapain kamu di sini!” sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup.
“Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar!” bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka. Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku.
“Benny.. Saya sudah bilang cepat keluar!” bentakku lagi dengan mata melotot. “silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!” ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku.
Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari.
Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya.
Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku. “Mas.. jangan!” kataku dengan suara gemetar. “Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet.
“Jangan..!” jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang.
Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu.
Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya.
Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi. “Benny.. Jangan.. jangan.. mas..” kataku berulang-ulang sambil terisak nangis.
Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya.
Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk.
Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku. “Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya dekat telingaku. “Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini.” katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu.
“Tapi saya majikan kamu Ben..” kataku mencoba mengingatkan. “Memang betul bu.. tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas..” balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan. “Hhh mm uuhh,” desah nafasnya memenuhi telingaku.
“Tapi malam ini Bu Liza harus mau melayani saya,” katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli. Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang.
Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya.
Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu.
“Benny.. jangan Ben.. jangan!” ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya. Namun Benny, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku. “Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku.
Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku. “Mass.. Eee” rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku.
Tangan Benny terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli.
Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk.
Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing. “Ouh.. Liza.. wajahmu cukup merangsang sekali Liza..!” ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.
Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, “Ouh.. mas..” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu.
Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya. Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah.
“Bruk..” tiba-tiba tangan Benny melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku.
Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang.
Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu. “Benny.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar.. Ben..” rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya.
Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya. “Ouh.. Ben..” desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri.
“Sabar Liz.., saya suka sekali dengan lendirmu sayang!” suara supirku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya.
Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Benny lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu. “Bu Liza.., saya entot sekarang ya.. sayang..” bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah.
“Eee..” pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku.
“Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi..” “Aah.. sak.. kiit..!” jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku.
Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu.
Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, “Ouhh..” Tiba-tiba suara supirku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku. “Sialan kamu Ben!” ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.
Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali. “Kamu gila Ben, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau!” ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku.
“Bagaimana kalau aku hamil nanti?” ucapku lagi dengan nada kesal. “Tenang Bu Liza.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Liza” ucapnya dengan tenang. “Iya.. tapi kan udah telat!” balasku dengan sinis dan ketus. “Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Liza enggak usah khawatir bakalan hamil bu,” ucapnya malah lebih tenang lagi.
“Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ben..” ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku sudah lama merencanakannya. “Bagaimana Bu Liza..?
Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ben..” kataku masih dengan nada kesal dan gemas. “Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?” tanyanya lagi sambil membelai rambutku.
Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali. “Kok ngak dijawab sich!” tanya supirku lagi.
“Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Benny!” kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku. “Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu!” ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku.
Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding.
Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu.
Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Benny supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas. Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil.
Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan.
Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits.
Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku. “Ah.. mas..” pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.
Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa.
Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu.
“Saya akan bawakan makanan ke sini yach!” ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan.
Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi.
Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal.
Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang.
“Biar saya yang suapin Bu Liza yach!” ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya. “Kamu yang masak Ben!” tanyaku ingin tahu. “Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si neri kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!” kata supirku.
“Ayo dicicipi!” katanya lagi. Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga.
Bolehkan saya memanggil Bu Liza dengan sebutan mbak?” tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue. “Boleh saja, memang kenapa?” tanyaku. “Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya.”
Kalau saya boleh manggil Mbak Liza, berarti Bu Liza eh.. salah maksudnya Liza Vivi, panggil saya Bang aja yach!” celetuknya meminta. “Terserah kamu saja ” kataku. “Sudah nggak capai lagi kan Mbak Liza!” sahut supirku.
“Memang kenapa!?” tanyaku. “Masih kuatkan?” tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali.
Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati.
Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This Share on Google Plus Share on Tumblr

0 komentar:

CERITA SEX 21+ © 2014. All Rights Reserved | Powered By Blogger | Blogger Templates

Designed by-SpeckyThemes