Mencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang Sexy - Sorry sobatku (Anton) ini terjadi di hari Sabtu, 14 Pebruari 2009. Kita nggak tahan lihat body pacarmu Viona. Apa mau dikata, karena sex itu enak maka kita cicipin pacarmu !!. Anyway, pacarmu juga menikmatinya !!
Saya mempunyai seorang teman cowok satu kAntonr di sebuah perusahaan swasta di kota Temanggung (Jawa Tengah).
Dia biasa bertugas untuk menemui klien jika calon klien minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan dari perusahaan. Kebetulan hari itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada calon klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi sekitar pukul 10 pagi ada telepon dari salah satu calon klien dari kota Parakan (lebih kurang jaraknya jika ditempuh dari kota Temanggung sekitar 45 menit) minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.
Segera temanku (sebenarnya posisi dia dikAntonr adalah bawahanku, karena aku adalah kepala cabang) berangkat menuju Parakan bersama Andi (anak buahku juga). Tinggal kami bertiga dikAntonr, saya, Indra dan Feri.
Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Viona, kami tahu dia adalah pacarnya Anton.
Kami persilahkan Viona untuk masuk dan menunggu Anton yang sedang ada dinas keluar. Viona juga bilang kalau memang disuruh Anton untuk menunggu dikAntonr. Viona waktu itu baru pulang dari kAntonrnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kAntonr kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Viona duduk di kursi meja kAntonr Anton. Viona mengenakan blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.
Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Viona, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kAntonran.
Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anton telepon kAntonr memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anton juga sempat bebincang dengan Viona untuk sabar menunggu.
Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Viona dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anton. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anton, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.
“Viona, gimana “punya” Anton, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Viona.
“Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Viona malu-malu.
“Gedean mana kalo sama punya Pak Candra ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.
“Ah….mas Indra…”, jawab Viona lagi.
Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Viona dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Viona sudah sering berhubungan badan dengan Anton dari cerita Anton sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Viona.
“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Viona gitu donk, kasih Viona “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Feri dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Feri tahu apa maksudku.
“Oh iya, sori Viona, maaf Boss…..!” jawab Feri sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Viona dan hal itu tidak disadari Viona. Diluar hujan semakin deras!
Dengan gerakan kilat Feri merangkul Viona dari belakang….
“Gini..,” kata Feri dengan mendekap erat Viona. “Kamu pikir deh Viona… umurmu baru 21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Feri semakin erat mendekap Viona yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.
“Ah … apa-apaan ini” teriak Viona , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.
Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Viona.
“Diam…sebentar Vi..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Viona pakai.
Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Viona dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.
Viona semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Feri dan Indra membungkam erat mulut Viona. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.
“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.
“Permainan apa …..?” tanya Viona dengan ketakutan.
Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Viona seperti ini. Saya jadi tambah horny….
“Ok-ok ..baik..,” kata Viona tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anton….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Viona membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
Tiba-tiba saja Viona langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Viona berganti ke bibir Feri, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Viona, terus dia juga menjilati kuping Indra.
Tanpa sadar Viona mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”
“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalAntonl Feri atau Indra ..!” kataku.
“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Viona.
Dengan cepat aku membuka baju Viona dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Feri langsung bergerilya di dada Viona. Dinaikkannya BH Viona sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Viona.
“Ahh, enak gigitannya….” Viona mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Viona sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Viona untuk saya remas-remas.
Feri dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Viona.
“Pokoknya santai saja Vi…!” kata Feri sambil menaikkan rok yang dikenakan Viona.
“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Viona.
“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Viona sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Vi..!” kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 15 menit Viona telah ber-‘karaoke’ terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Viona dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.
“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Viona memerintah kami bertiga.
Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Viona di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Feri juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Viona sedangkan Indra melumat habis bibir Viona. .Samar-samar saya mendengar Viona mulai mendesah.
Kali ini saya gantian ke buah dada Viona, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Viona.
Dan Viona kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”
“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.
“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.
Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Viona terkapar pasrah.
Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Viona, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vag|na Viona yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Viona.
“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Viona sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
“Ahh….aku mau keluar,” lirih Viona.
Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Viona keluar diiringin teriakan dari Viona.
“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Viona terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.
“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Viona.
“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.
Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.
“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Viona.
Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vag|na Viona.
“Sempit banget memek Viona…!” pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Viona
“Vi…memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Viona yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Viona yang terus mendesah dan teriak.
“Terus mas… tambah cepet ..!”
Dan sekilas di samping saya tampak Feri dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.
“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Viona ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Viona.
Feri dan Indra hanya menganggukan kepala.
Tidak lama kemudian Viona minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.
Kami pun berganti posisi.
“Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!” teriak Viona sambil merem melek.
5 menit kemudian Viona teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.
Kali ini kembali Viona menjerit, “Terus… mas..!”
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
“Vi, mau keluarin dimana..?” tanya saya.
“Di muka saya saja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Viona.
Kemudian Viona dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Feri dan Indra meremas pen|s masing-masing dan dia pun melihat Viona dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.
Tiba-tiba saja Indra mencium Viona dengan ganasnya. Secara otomatis Viona membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Viona dan dada Viona. Viona hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Viona diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
“Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Viona dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Viona.
Kemudian Feri tidak mau kalah, segera Feri raih buah dada Viona dan segera menghisapnya. Feri mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Feri juga remas-remas buah dada Viona.
“Yang kencang mas..!” kata Viona lirih.
Kurang lebih 5 menit Feri memainkan dada Viona, kemudian Feri turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na Viona yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
“Memek kamu sudah basah Vi.., sudah ngga tahan yach..?” kata Feri sambil tersenyum.
Viona hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Feri mendekatkan mulutnya ke depan vag|na Viona, dan langsung Feri hisap jilati vag|na Viona
“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Viona.
Setelah 10 menit Feri memainkan vag|na Viona, Feri melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Feri memasukkan penisnya ke dalam vag|na Viona.
“Pelan-pelan….!” kata Viona.
Feri hanya tersenyum dan segera mencium Viona, dan Viona pun membalasnya dengan penuh semangat.
Bless, seluruh pen|s Feri kini berada di dalam vag|na Viona. Dan tanpa dikomando lagi Feri segera bergerak diikuti goyangan pinggul Viona. Viona memeluk Feri begitu eratnya dan Feri memperhatikan wajah Viona yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Viona ingin berganti posisi.
“Gantian dogy …!” pinta Viona
Feri turuti saja kemauan Viona.
“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|na Viona sudah basah dan menurut Feri, Viona tidak lama lagi akan keluar.
Dan benar saja dugaan Feri, tiba-tiba saja Viona teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
Kemudian Viona langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Feri masih tertancap dalam vag|na Viona. Feri segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Feri terasa ingin keluar.
“Keluarin di mana Vi..?” tanya Feri.
“Di dalam …..!” jawab Viona dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, “Crott, crott..!” pen|s Feri segera mengeluarkan semburan spermanya.
“Ahh..!” Feri bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Feri.
Kemudian Feri langsung rebah di sebelah kanan Viona, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Viona.
“Wah capek kamu Viona..?” tanya Indra.
Viona yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.
Setelah istirahat beberapa menit, Viona melanjutkan meladeni permainan Indra.
Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Viona. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anton datang.
Kami hanya tersenyum melihat Anton mencium pipi Viona dengan sayang.



0 komentar: