Ngentot Janda Kembang - Nama saya Irfan, saya berusia 24 tahun dan saat ini saya sedang belajar dan bekerja. Cerita ini bermula ketika saya dan teman saya sedang jalan-jalan di suatu daerah di Jakarta yang sudah populer di kalangan anak muda. Ketika saya sedang melewati Jalan Sudirman, saya melihat seorang wanita, saya menghentikan mobil dan kami pun bertemu.
Wanita tersebut mempunyai nama Viona dan dia masih berumur 22 tahun dengan tinggi tidak cukup lebih selama 175 dan dengan ukuran bra selama 36 C kesudahannya saya menawarkan dia guna mengantar kembali dan dia juga setuju, maka kesudahannya kami jalan kembali tanpa terdapat apa-apa.
Kesokan harinya pada pukul 10.00 Viona menghubungi saya via HP saya “Hallo, Irfan ya?” “Siapa nih?”, tanya saya “Viona, masa tak sempat yang semalam kenalan..” “Oh, iya.. lagi dimana nih.” “Lagi di Blok M, anda ada acara nggak hari ini?” “Ehmm, nggak terdapat tuh kenapa?”, jawab saya “Bisa jemput?” “Ya udah dimana?” “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00” “Ok” Singkat kisah langsung saya meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kami ngobrol sejenak kemudian kami menyimpulkan untuk pergi.
“Mau kemana nih?” tanya saya “Terserah anda aja..” “Main kerumahku sebentar yuk inginkan nggak?” “Ok”, jawabnya dengan santai. “Ga takut?”, tanya saya “Takut apa?” “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dengan santainya menjawab, “Ga usah diperkosa pun mau kok.. he.. he..” seraya melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku.
Kemudian saya bertanya, “Bener nih?” Dia menjawab, “Siapa takut?” Lalu segera anda meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yang memang sehari-harinya tidak jarang kali kosong. Begitu hingga saya kemudian mempersilahkan Viona guna masuk kemudian kami duduk berdampingan dan saya menggoda dia. “Bener nih nggak fobia diperkosa?” Dia justeru menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya seraya membusungkan dadanya yang montok itu.
Aku tidak tahu siapa yang mengawali tiba-tiba bibir kami telah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku enggan ketinggalan, saya ikut membuka kaos ketatnya tersebut dan melepas BH nya. Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya. “Ahh.. esst.. terus yang..”, Viona udah mulai meracau tidak jelas ketika lidah saya turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.
Lidah saya terus menjalar di buah dadanya tetapi tidak hingga pada pentilnya. Viona mendesah-desah, “Man isep Man mari Man gue pingin elo isep Man..” Namun aku tidak memperdulikannya dan masih be……rmain di dekat pentilnya dan turun ke perut seraya perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya.
Akhirnya kepalaku ditarik Viona dan ditempelkannya teteknya ke mulutku. “Ayo Man isep Man tidak boleh siksa gue Man..” Akhirnya mulutku menghisap tetek sebelah kirinya sementara tangan kanan ku meremas-remas tetek sebelah kanannya. “Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yang keras Man gigit Man ohh..”, racaunya.
Sambil kusedot teteknya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di unsur pangkal pahanya seraya menggosok- gosok klitorsnya dari unsur luar celana dalamnya. Viona juga tidak sabar, kesudahannya dia membuka celanaku tergolong celana dalamku sampai-sampai mencuatlah ‘adekku’ yang telah berdiri tegak tersebut dan Viona terpana. “Gila gede banget Man punya elo.
” Dan tanpa dikomando langsung Viona memasukan kontolku ke dalam mulutnya yang mungil, terasa sarat sekali mulut itu, Viona menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah hingga selurh batangnya terjilat olehnya. “Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menyangga nikmat yang luar biasa.
Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sampai-sampai posisi kami menjadi 69. Sesaat aku menjilati unsur bibir vaginanya Viona mendesah. “Ah.. enak Man esst.. terus Man..” Akhirnya Viona menggelinjang hebat saat lidahku menyentuh unsur klitorisnya. “Ahh.. Man aku hingga Man..” seraya mulutnya terus mengelum penisku sedotan Vionapun semakin cepat dan powerful pada penisku maka aku merasakkan denyut-denyut pada penisku.
“Ni, gue pun mau hingga Ni ahh..” “Barengan ya..” Mendengar tersebut Viona kian bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati penisku dan akhirnya.. “Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali penisku menyemprotkan sperma dalam mulut Viona dan dia menelan semuanya sampai-sampai kamipun terbit secara bersamaan.
Akhirnya Vionapun menggelimpang disampingku sesudah menjilati semua penisku sampai bersih. “Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme semenjak suami gue kabur..”, kata Viona “Emang suami anda kemana?” “Ga tau tiba-tiba dia ngilang sesudah gue ngelahirin anak gue” “Lho anda dah punya anak?” “Udah usia setahun, Man” Kemudian Viona mendekap saya dengan eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah saya, kemudian saya cium bibirnya lembut dia juga membalasnya namun lama-kelamaan ciuman itu pulang menjadi ciuman sarat nafsu.
Kemudian Viona memgang kemaluan saya yang masih tersingkap dan meremas-remasnya sampai-sampai secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Viona menaiki tubuh saya lal……u menjilati berakhir seluruh tubuh saya mulai dari mulut sampai ujung kaki. “Ach..” desahku sejalan dengan jilatan di tubuhku.
Kemudian Viona mengulum penisku tampak jelas dari atas bagaimana penisku terbit masuk mulutnya yang mungil itu. “Ah. sst.. enak Sayang terus sedot Sayang achh..” desahanku semakin mengeras. Lalu kuputar tubuhku sampai-sampai posisi 69 dengan Viona diatas tubuhku kemudian aku menjilati vagina Viona dan kuisep klitoris Viona. “Ahh.. enak Man terus Sayang, aku Sayang anda achh..” desah Viona meninggi.
Kemudian Viona memutar tubuhnya pulang dan dia memegang ‘adikku’ yang telah siap tempur itu, dipaskannya ke liang vagina sesudah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Viona. Sehingga perlahan-lahan masuklah penis saya ke liang senggama Viona “Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya anda yang” lirih Viona. “Punya kamu pun sempit banget Yang, enak.. ah..” kataku. Perlahan-lahan aku tekan terus penisku ke dalam vaginanya yang sempit itu.
Akhirnya sesudah amblas semuanya Viona mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga menciptakan penis saya laksana disedot-sedot. Viona berada diatasku selama 15 menit sebelum kesudahannya dia mengerang. “Ahh.. Sayang aku terbit Yang, ahh..” racaunya.
Setelah tersebut tubuh dia melemas dan mendekap aku namun sebab aku sendiri pun mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya tanpa melepas penisku yang terdapat di dalam vaginanya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Viona dari atas terus menerus nyaris kurang lebih 20 menit sampai akhirnya Viona merasakan orgasme yang ketiga kali dalam masa-masa yang singkat ini.
“Ahh.. Sayang aku terbit lagi Sayang ahh..” Desah Viona. “Kamu lama banget sih Sayang” desah Viona seraya terus menggoyangkan pinggulnya memutar. “Ahh terus Sayang sstt enak Sayang terus..” racaunya. “Iya aku pun enak Sayang terus Sayang ahh.. enak Sayang mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya. Akhirnya sesudah aku menggenjot Viona selama tidak cukup lebih 40 menit aku menikmati seperti terdapat yang mendesak hendak keluar dari unsur penisku.
“Sayang, aku mau terbit Sayang” “Mau di dalam atau diluar Sayang?” kataku. “Bentar Sayang aku pun mau terbit lagi nih ahh..” desah Viona. “Di dalem aja Sayang biar aku tambah puas” desah Viona lagi. “Ahh.. sst.. Sayang aku terbit Sayang ahh..” racauku “Barengan Sayang aku pun sampai ah.. ahh.. oh..” desah Viona. “Ahh.. Sayang aku terbit Sayang ahh.. sst.. ohh..” desahku. “Aahh” menyemprotlah spermaku sejumlah 9 kali. “Emmhh..” saat tersebut juga si Viona merasakan orgasme….”Makasih ya Sayang” kata Viona sambil menghirup bibirku mesra.
Setelah tersebut kami langsung mencuci diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi juga kami sempat ‘main’ lagi saat kami saling mencuci punya pasangan kami setiap tiba-tiba Viona jongkok dan mengulum punyaku pulang dan au dalam posisi berdidi mencoba menyangga nikmatnya
Namun aku tidak tahan menyangga gejolak yang terdapat maka aku duduk di ws dan Viona duduk di atasku dengan posisi menghadapku dan dia memasukkan pulang penisnya kedalam vaginanya. “Bless.. ahh.. sst.. enak Sayang ahh..” racaunya mulai merasakan permainan.
Namun sesudah 15 menit aku merasa jenuh dengan posisi seperti tersebut maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas penisku dan aku suruh Viona menungging dengan berpegangan pada tepian bak mandi dan saat dia menungging langsung aku genjot maju mundur seraya meremas-remas buah dadanya yang mengayun-ayun.
“Ah.. Man aku mau terbit Man..” desahnya. “Man aah..”, terasa cairan orgasme Viona kembali mengairi penisku. Karena situasi Viona yan lemas maka aku menyimpulkan untuk mencungkil penisku dan Viona melanjutkannya dengan mengulum penisku sampai akhirnya.
“Ni aku mau terbit Sayang.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah penisku sampai-sampai terlihat penisku amblas seluruh ke mulutnya yang mungil itu. Dan saat Viona menyedot penisku maka.. “Ah.. Ni..” kesudahannya aku semprotkan semua spermaku ke mulut Viona dan aku lihat Viona menelan seluruh spermaku tanpa terdapat yang tumpah dari mulutnya bahkan dia mencuci penisku dengan menjilati sisa-sisa semua sperma yang ada.
Setelah tersebut kami saling mencuci tubuh kami setiap dan kami pulang ke kamar dengan tubuh yang sama-sama telanjang bulat dan kami tiduran sambil berdekapan tanpa sehelai benang juga yang menutupi tubuh kami dan kami saling menghirup dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.
Tanpa terasa kami telah berada di rumahku nyaris selama 4 jam. Maka kesudahannya kami mengenakan baju kami setiap dan setelah tersebut aku mengirimkan Viona kembali ke kostannya di wilayah Blok M dan berjanji guna saling menghubungi. Hingga ketika ini diturunkan kami masih sering mengerjakan hubungan intim.
0 komentar: