STORY21 - SKANDAL TERSELUBUNG

Skandal Terselubung – Pak Herman adalah seorang pengusaha yang kaya raya di daerahnya. Usianya relatif muda, 46 tahun, kalau dibanding dengan kesuksesannya.

Kesuksesannya selain disebabkan oleh naluri bisnisnya yang handal serta keuletannya juga karena kehebatannya menjalin hubungan dengan bapak-bapak pejabat yang memegang peran kunci untuk proyek-proyeknya.

Memang bisnisnya adalah sebagai kontraktor untuk proyek-proyek pemerintah. Pejabat paling penting di instansi terkait yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan atau kegagalan bisnisnya adalah Pak Tomy.

Ia selalu berusaha mendekati Pak Tomy, namun sejauh ini Pak Tomy, walau baik kepadanya, namun bersikap “menunggang banyak kuda.”

Kelebihan Pak Herman dalam hal melobi Pak Tomy adalah usianya kurang lebih sama dan hobi mereka sama-sama doyan perempuan. Sering mereka pergi bersama-sama ke klab-klab malam eksklusif atau menginap di hotel-hotel berbintang 5.

Sebagai pengusaha yang licin dalam hal melobi, Pak Herman juga men-servis banyak hal menyangkut kehidupan pribadi Pak Tomy, mulai dari mencarikan sopir pribadi, membiayai instalasi car audio anak sulungnya, sampai (tentu saja) dalam hal cewek.

Ia telah paham mengenai tipe cewek-cewek high-class kesukaan Pak Tomy. Tidak hanya cewek dalam negeri saja yang pernah disuguhkan, namun juga cewek-cewek import dari berbagai negara.

Pak Tomy sendiri sebenarnya telah berumah tangga selama 20 tahunan lebih. Namun dasar bandot tua, istrinya yang sudah stw dan keluarganya tak terlalu diperhatikannya.

Meski sukses sebagai pengusaha, namun kehidupan rumah tangga Pak Herman tidak sesukses bisnisnya. Ia menikah dalam usia yang relatif muda, 22 tahun, namun hanya bertahan 2 tahun saja.

Setelah itu kawin cerai beberapa kali dan kini ia hidup menduda dalam lima tahun terakhir ini. Disamping kawin cerai ia juga menjalin banyak affair dengan sejumlah wanita.

Yang unik adalah beberapa tahun kemudian ia kembali menjalin affair dengan bekas istri pertamanya meski pada saat itu ia sedang mempunyai seorang istri sah.

Dari hasil affair dengan istri pertamanya itu, ia mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Meliany atau kalau di rumah biasa dipanggil A-Ling. Usia A-Ling kini 19 tahun dan telah menjadi seorang gadis dewasa.

Kulitnya yang putih dan wajahnya yang cantik mengundang daya tarik yang tinggi terhadap para cowok. Ia sedang duduk kuliah tahun pertama. Di kampus, ia termasuk cewek beken.

Bahkan sewaktu orientasi studi, baru beberapa hari masuk saja, ia telah menjadi bahan pembicaraan terutama diantara para cowok. Maklumlah karena disamping cakep dan mempunyai daya tarik tinggi, orangnya juga easy-going. Ditambah lagi anak seorang pengusaha kaya.

Karena terlalu sibuk dengan bisnisnya, Pak Herman jarang sekali meluangkan waktu dengan putrinya. Dan sebagai kompensasinya ia sangat berlebihan dalam memberikan hal-hal material kepadanya.

Akibatnya A-Ling tumbuh menjadi cewek yang agak cuek dan suka semaunya sendiri. Bahkan omongan papanya pun tidak digubrisnya. Malah seringkali justru papanya yang takut dengannya. Itulah akibat karena terlalu dimanja namun kurang perhatian.

Pada suatu hari, terjadi hujan badai yang menyebabkan banjir besar di banyak tempat di dalam kota. Akibatnya petang itu, sepulang dari kunjungan kerja di daerah, Pak Tomy tertahan 2 jam di bandara karena sopirnya tak bisa menuju kesana.

Akhirnya ia menelpon Pak Herman dan berharap agar Pak Herman bisa membereskan ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya saat itu. Memang sebelum-sebelumnya Pak Herman selalu mampu membereskan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti ini.

Namun malam itu sepertinya ia menemui jalan buntu, karena tidak ada kamar hotel yang memadai yang masih kosong. Akhirnya, Pak Herman menawarkan untuk menginap di rumahnya yang besar dan mewah. Kebetulan lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari bandara.

Sebenarnya kalau tidak terpaksa ia tidak terlalu suka mengundang Pak Tomy menginap di rumahnya, terutama karena ada puterinya yang telah menginjak umur dewasa itu.

Ia tidak ingin mendekatkan putrinya ke lingkungan bisnis yang tidak bersih apalagi dengan Pak Tomy yang doyan main perempuan itu.

Namun kali ini ia tidak punya pilihan lain. Apalagi di saat seperti ini dimana sedang ada proses tender sebuah proyek besar, yang kalau goal bakal memberikan keuntungan finansial yang jauh lebih besar dibanding proyek-proyek sebelumnya.

Dalam kondisi seperti sekarang, tentu adalah suatu tindakan bunuh diri kalau ia tidak menolong Pak Tomy disaat dalam kesulitan. Sebelumnya Pak Tomy pernah bertemu dengan A-Ling dua kali. Namun dalam suasana yang sekedar basa-basi di tempat yang banyak orang dan itu pun cuma sebentar.

Setelah perjalanan lebih kurang satu jam, sampailah Pak Tomy di rumah Pak Herman. Sehabis mandi dan menaruh kopor di dalam kamar yang akan ditinggali malam itu, mereka berdua makan malam bersama.

Sehabis makan malam, terjadi insiden kecil yaitu ketika Pak Tomy yang akan menuju ke kamar mandi secara kebetulan berpapasan dengan A-Ling yang baru keluar dari kamarnya.

Melihat A-Ling seketika wajah Pak Herman jadi merah padam, karena saat itu A-Ling mengenakan daster rumah dari bahan yang agak tipis tanpa memakai bra. Nampak jelas tonjolan kedua putingnya di balik daster yang tipis itu.

Namun oleh karena sudah terlanjur, mau tak mau dikenalkannya A-Ling kepada Pak Tomy. Dengan seolah-olah seperti tidak terjadi apa-apa diajaknya bicara gadis muda itu. Tentu sambil matanya tak menyia-nyiakan pemandangan indah di depannya itu.

Pak Herman hanya dapat tersenyum kecut saja dengan kejadian itu. Dalam hati ia agak geram dengan A-Ling. Padahal sebelumnya, ia telah memberitahu mengenai kedatangan Pak Tomy. Malah ia menganjurkan supaya lebih baik tidak keluar dari kamarnya.

Dan kini terbukti kalau omongannya tidak digubrisnya.

Sejak kehadiran A-Ling, Pak Tomy jadi bergairah, matanya berbinar-binar melihat kecantikan dan kebeliaan A-Ling, serta daya tarik femininnya secara keseluruhan.

Daster hijau muda yang dikenakan A-Ling memang sangat cocok dipakainya dan pas dengan kulitnya yang putih, membuat dirinya nampak cantik menarik. Ukuran payudara A-Ling termasuk kecil, boleh dibilang dadanya termasuk ‘rata’.

Mungkin itu sebabnya kalau di rumah ia kadang suka tidak memakai bra. Meski payudaranya kecil namun putingnya cukup menonjol, sehingga nampak jelaslah tonjolan kedua puting payudaranya di balik sekedar kain daster yang tipis.

Dan disaat membelakanginya, di bawah rambutnya yang sebahu, nampak jelas tidak ada tali bra atau kaus dalaman di punggungnya. Yang terlihat menerawang justru celana dalam di balik dasternya yang terlihat karena perbedaan warna dengan kulitnya. Tentu hal ini semua tak lepas dari penglihatan Pak Tomy.

Sementara Pak Herman saat itu merasa tak nyaman dan serba salah dengan kehadiran A-Ling di dekat mereka. Ia tahu benar kesukaan Pak Tomy adalah tipe-tipe cewek oriental seperti A-Ling begini.

Telah cukup banyak cewek-cewek seumuran putrinya yang disuguhkan ke Pak Tomy demi kelancaran proyeknya. Kini sepertinya ia kena batunya karena tentulah saat itu Pak Tomy jadi terangsang terhadap putrinya!

Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena sungguh tak sopan kalau ia bersikap terlalu intrusif apalagi di depan tamu pentingnya. Tak lama setelah itu A-Ling balik masuk ke kamarnya lagi sehingga hatinya agak lega karena terlepas dari suasana yang serba salah itu.

Sebenarnya, belakangan ini diam-diam Pak Herman juga sering merasa terangsang oleh putrinya, terhadap cara berpakaiannya, sikapnya, dan daya tarik seksualnya.

Apalagi kalau putrinya itu lagi ingin mendapatkan sesuatu dan bersikap manja terhadap dirinya dengan memegang tangannya dan mendekatkan tubuhnya ke dirinya. Ia merasakan harumnya aroma tubuh serta hangatnya tubuh gadis yang telah tumbuh menjadi dewasa itu.

Dan tidak jarang ia melihat payudara putrinya di balik bajunya yang tipis atau dikala putrinya sedang menunduk dikala memakai kaus longgar dengan belahan dada rendah.

Ia tidak merasa bersalah akan hal ini selama ia tidak berbuat tak senonoh terhadap putrinya. Menurutnya itu adalah wajar karena putrinya mempunyai daya tarik seksual yang tinggi.

Dan rasa tak bersalahnya itu menjadi makin kuat setelah akhirnya ia menyadari kalau A-Ling sebenarnya bukan anak kandungnya. Memang istrinya dulu sering berbuat affair dengan banyak lelaki selain dirinya.

Mengetahui kalau Pak Herman sangat mendambakan anak dan saat itu adalah orang yang bisa memberikan uang paling banyak kepada dirinya, maka dikaranglah cerita bahwa bayi yang dikandungnya itu adalah anaknya.

Sehingga selama ini Pak Herman secara regular selalu membiayai ongkos hidup mereka. Hal itu terjadi sampai akhirnya mantan istrinya sendiri yang membocorkan rahasia itu.

Semenjak berhasil menggaet dan menjadi peliharaan orang kaya dari Hongkong yang jauh lebih kaya dari Pak Herman, mantan istrinya itu tidak merasa perlu menjaga hubungan dengannya.

Akhirnya ketika terjadi sebuah pertengkaran mulut yang meningkat menjadi sangat emosional, tanpa dapat dicegah lagi keluarlah pernyataan yang sebenarnya dari mantan istrinya.

Sejak beberapa tahun terakhir ini sebenarnya ia mulai curiga. Karena semakin dewasa A-Ling, semakin jauh kemiripannya dengan dirinya. Dan kecurigaannya itu pada akhirnya terbukti. Namun kini publik luas telah terlanjur menganggap bahwa A-Ling adalah putrinya.

Untuk menjaga reputasinya dengan tidak membuat berita skandal baru, maka ia memutuskan untuk tetap mengakui A-Ling sebagai anak dan membiayai seluruh kebutuhannya.

Namun ia semakin kurang meluangkan waktu dengan A-Ling dan tidak terlalu ngurusin kehidupan pribadinya. Insiden malam itu justru ternyata memunculkan suatu ide brilyan di dalam benak Pak Herman.

Apabila ide ini dijalankan pada momen yang pas, ia bisa mendapatkan keuntungan ganda, yaitu mendapatkan keuntungan finansial yang besar sekaligus membalas dendam terhadap penipuan yang dilakukan terhadap dirinya selama bertahun-tahun.

Caranya yaitu dengan mengumpankan A-Ling secara halus dan diam-diam kepada Pak Tomy, kroninya itu! Apabila telah “memakan” A-Ling, tentu Pak Tomy jadi tak enak hati terhadapnya, sehingga besar kemungkinan ia mendapat proyek-proyek besar berikutnya.

Sementara dengan statusnya sebagai “ayahnya”, tentu tidak ada seorang pun yang akan menyangka bahwa ia adalah Master Planner dari rencana busuk itu. Bahkan tidak akan ada orang yang tahu karena hal itu akan diatur terjadi di dalam rumahnya.

But that’s the story for another time because nothing happened that night.

Semenjak malam itu, telah beberapa kali Pak Tomy mampir ke rumah Pak Herman atas undangannya menikmati masakan bikinan Mbok Yem yang rasanya sangat sesuai dengan lidah Jawa seperti Pak Tomy.

Kini A-Ling menjadi semakin kenal dekat dengan Pak Tomy. Apalagi dalam beberapa kesempatan, Pak Herman sengaja menarik diri sehingga ada banyak kesempatan mereka untuk saling bercakap-cakap sendiri.

Weekend itu, Pak Tomy kembali datang ke rumah karena diundang makan malam oleh Pak Herman. Saat Pak Tomy sedang duduk bercakap-cakap dengan Pak Herman, ia melihat A-Ling yang baru keluar dari kamarnya.

Ia mengenakan kaus tank-top ketat warna pink dengan belahan dada rendah serta celana sport putih yang, yah, benar-benar pendek. Lekukan bagian atas payudaranya nampak jelas terbuka sementara payudaranya yang kecil tapi sexy terbungkus oleh bra dibalik kaus tank-top nya yang nampak menonjol.

Ia memakai bra berwarna biru tua, terlihat dari tali bra di bahunya. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Sementara celana pendeknya menampilkan sebagian besar pahanya yang putih mulus.

“Oom Tomy hari ini nginap disini lagi ya? Sebentar ya Oom, A-Ling mau pake treadmill yang ada di kamar yang nanti Oom pake. Oom masih mau ngobrol sama Papi dan nggak buru-buru mau masuk kamar khan?”

“Ini anak, bukannya olahraga dulu dari tadi. Khan Papi tadi sudah bilang kalo Oom Tomy mau datang hari ini. Jadi mengganggu orang yang ingin istirahat saja.”

“Ooh, nggak apa-apa kok. A-Ling pake saja treadmill-nya dulu. Oom belum mau masuk ke kamar kok,” kata Pak Tomy dengan mata berbinar-binar.

“Papi gimana sih. Tuh, Oom Tomy aja nggak keberatan kok.”

“Ya udah, kalau mau olahraga buruan sana.”

“Kalau gitu kita ngobrol dulu aja. Nanti kita makannya sama-sama, tunggu A-Ling selesai olahraga. Apalagi biasanya habis olahraga khan jadi lapar.”

“Iya, betul Oom. Ya udah A-Ling olahraga dulu ya,” katanya sambil membalikkan badan. Nampak pantatnya menonjol dibalik celana putihnya yang super mini itu.

Sementara A-Ling berolahraga, kedua pria setengah baya itu ngomong ngalor-ngidul, mulai dari proyek-proyeknya, masalah mobil, uang, sampai, tentu saja, masalah cewek.

Setengah jam kemudian, A-Ling telah selesai berolahraga. Bajunya basah melekat ke tubuhnya yang penuh dengan keringat. Mukanya kemerahan. Dadanya naik turun karena napasnya terengah-engah.

“Wah, dari tadi ngobrol terus, ngobrolin apaan sih? Kok kayaknya asyik banget.”

“Papi ngomongin bisnis sama Oom Tomy. Ayo, kamu mandi dulu, nanti kita makan bersama.”

“Wah, habis olahraga nggak boleh langsung mandi. A-Ling ikutan ngobrol bentar ya. Supaya ngerti bisnis juga,” kata A-Ling sambil duduk di samping Pak Herman.

Sementara mereka bercakap-cakap, Pak Tomy semakin berbinar-binar memandangi wajah cantik dan tubuh indah A-Ling yang basah oleh keringat itu.

Sampai tak lama kemudian, akhirnya A-Ling meninggalkan mereka untuk mandi.

Petang itu, mereka makan bersama. Saat itu A-Ling memakai baju rumahan dari kain yang halus dan tipis yang terdiri dari baju atasan dan rok dengan corak yang sama. Kali ini tentu ia memakai bra. Setelah ngobrol beberapa saat, akhirnya Pak Herman mohon diri.

“Wah, sorry nih, friend, gua istirahat dulu ya. Kepala gua rada pusing nih. Ngobrolnya diterusin aja dulu. A-Ling, nanti kalo sudah selesai, suruh Mbok Yem beresin meja makan ya. Oom Tomy adalah tamu kita malam ini, kalo dia perlu apa-apa, kamu bantu juga. Papi mau masuk kamar dulu.”

“Yah, Papi. Padahal ngobrolnya lagi seru-serunya nih.”

“Kepala Papi lagi kumat peningnya. Ya udah kamu ngobrol dulu aja sama Oom Tomy. Tapi nanti tidurnya jangan terlalu malam ya.”

Malam itu…

Pak Tomy tiduran di kamarnya. Pikirannya dipenuhi oleh A-Ling sampai-sampai penisnya menegang dengan keras. Yah, saat itu ia sedang terangsang hebat oleh A-Ling. Terutama setelah ia bercakap-cakap berduaan denganya.

Semenjak Pak Tomy sering datang ke rumah, A-Ling menjadi semakin akrab dengannya. Akrab bukan dalam arti cinta namun lebih sebagai figur seorang ayah atau kakak laki-laki yang selama ini sangat kurang didapatkan dari ayahnya sendiri.

Baginya, Pak Tomy adalah orang yang bisa dipercaya, mempunyai pengalaman banyak, menyenangkan dan enak diajak bicara.

Kini ia semakin akrab sehinga sering membahas hubungan dengan cowoknya kepadanya dan kini sentuhan-sentuhan fisik kecil disaat mereka berdua berinteraksi sudah bukan hal yang aneh lagi.

Namun bagi Pak Tomy, hal itu tentu diartikan berbeda, karena pikirannya (seperti umumnya cowok) lebih berorientasi ke seks. Seringkali pikirannya bercabang, antara rasa respek terhadap temannya dan putrinya dengan hasrat seksual terhadap putri temannya itu.

Hal itu membuatnya makin terobsesi terhadap A-Ling. Namun, sudah tentu ia tidak bisa mengatakan terus terang kepada Pak Herman. Walaupun selama ini Pak Herman selalu memenuhi keinginannya, namun tentu ia tidak akan mengorbankan kehormatan putrinya sendiri.

Memikirkan kecilnya kemungkinan untuk itu, ia jadi semakin terobsesi untuk mendapatkannya. Untuk menghilangkan keruhnya pikirannya itu, ia keluar dari kamarnya untuk berjalan-jalan. Saat itu seluruh ruangan sudah gelap.

Lampu kamar Pak Herman juga sudah gelap. Namun kamar A-Ling masih terang dan terdengar suara musik dari dalam. Terjadi pergolakan batin pada dirinya sebelum akhirnya setan di benaknyalah yang menang.

Mumpung lampu kamarnya masih menyala, pikirnya, kalau nggak sekarang kapan lagi. Ia mengetuk pintu kamar A-Ling. Tak lama, A-Ling membuka pintunya. Ia masih memakai baju yang sama, namun ia tidak memakai bra.

“A-Ling, sorry ya. A-Ling belum tidur khan. Oom mau minta tolong, gimana ya cara jalanin treadmill. Besok pagi-pagi Oom mau olahraga juga,” katanya mengada-ada.

“Ooh, gampang, Oom. Tinggal dinyalain aja tombol powernya, lalu timer dan kecepatannya di-set.

“Nah, itu yang Oom nggak gitu paham. A-Ling bisa tolong tunjukin sebentar.”

“OK, Oom. Nggak masalah.”

“Nah, gini nih, Oom. Cara pakainya.”

(Sementara itu terdengar suara pintu kamar yang tertutup secara otomatis)

“Wah, terima kasih deh. Untung ada A-Ling yang ngajarin. Oom minta maaf ya ngeganggu A-Ling malem-malem.”

“Ah, nggak apa-apa kok Oom. A-Ling juga masih belum tidur.”

“Biasa A-Ling tidur jam berapa?”

“Nggak tentu Oom. Biasanya antara jam 12 – 1. Kadang A-Ling minta Mbok Yem mijitin. Kalo habis dipijitin gitu, badan jadi enak, jadi A-Ling tidur lebih cepat.”

“Jadi malam ini tidur agak malam karena nggak dipijit Mbok Yem?”

“Nggak juga, Oom. Soalnya A-Ling masih ngecek email sambil dengerin musik. Tadi sebenarnya memang A-Ling pengin minta Mbok Yem pijitin. Tapi A-Ling lupa bilang tadi, gara-gara keasyikan ngobrol. Jadi Mbok Yem Keburu tidur. “

“Wah, Oom jadi nggak enak nih. Gara-gara ngobrol sama Oom, A-Ling jadi nggak bisa dipijitin sama Mbok Yem. Sebagai gantinya, gimana kalau sekarang Oom yang mijitin A-Ling?”

“Wah, nggak bisa Oom.”

“Lho, kenapa?”

“Soalnya…soalnya, biasanya kalo dipijitin Mbok Yem, A-Ling nggak pake baju,” katanya sambil tertunduk malu.

“Lho ya bajunya nggak perlu dibuka dong,” katanya sambil memegang rambut A-Ling.

“Oom cuman mau pijitin tangan dan punggung kamu sebentar aja kok. Soalnya Oom merasa nggak enak, gara-gara ngobrol sama Oom, kamu jadi nggak bisa dipijitin Mbok Yem. Cuman sebentar aja kok.

Hitung-hitung, nebus kesalahan Oom tadi. Kalo nanti mau udahan, bilang aja sudah cukup gitu. OK? Oom nggak punya pikiran jahat sama A-Ling kok. Apa jangan-jangan A-Ling takut kalau sama Oom.”

“Bukan gitu Oom. A-Ling bukannya takut Oom punya pikiran jahat. Tapi A-Ling nggak mau ngerepotin Oom.”

“Ah, nggak kok. Oom nggak merasa direpotin. Ayuk, kamu duduk aja di sini,” katanya sambil langsung mendorong A-Ling supaya duduk di ranjang. sumber Story21.org

Setelah A-Ling duduk di tepi ranjang, mulailah kedua tangan Pak Tomy meremas-remas dengan lembut kedua bahu A-Ling dari belakang. Ia duduk di samping belakang A-Ling, sementara kedua tangannya terus meremas-remas bahunya.

Paha A-Ling makin terlihat karena rok-nya makin terangkat naik karena duduk. Terciumlah aroma yang harum semerbak dari rambut dan tubuh A-Ling. Di dalam hati, Pak Tomy mengucapkan mantera jampi-jampi yang didapat dari dukunnya yang dipercayai ampuh untuk menaklukkan hati wanita.

Mula-mula A-Ling agak tegang namun makin lama makin merasa rileks. Ditambah lagi suasana lampu kamar yang agak redup. Sampai-sampai ia memejamkan mata merasakan pijitan Oom Tomy.

Mengetahui dari body language A-Ling yang semakin rileks, tangan Pak Tomy mulai berpindah-pindah, dari bahu ke pundak dan bergerak lagi ke punggung sampai seluruh bagian punggung A-Ling telah habis dijelajahinya.

Malah kedua tangannya sempat masuk ke balik bajunya, memijiti punggungnya, merasakan kulit punggungnya yang halus secara langsung tanpa ada tali bra yang melekat di punggungnya.

A-Ling semakin larut terbuai sampai-sampai ia sedikit mendoyongkan tubuhnya ke belakang dan kepalanya. Sementara Pak Tomy semakin berusaha mendekatkan tubuhnya ke tubuh A-Ling.

Demikianlah, yang satu mendoyongkan dirinya ke belakang, yang satunya lagi memajukan dirinya ke depan. Sampai akhirnya tubuh A-Ling tersandar sepenuhnya ke Pak Tomy. Punggungnya betul-betul menempel ke dada Pak Tomy.

Kemudian Pak Tomy mendekatkan wajahnya ke rambut A-Ling, lalu mendekatkan kepalanya ke samping kepala A-Ling. Sehingga pipinya menempel ke pipi A-Ling. Sementara A-Ling tetap memejamkan matanya. Menikmati kelembutan dan mesranya pijitan Pak Tomy.

Pak Tomy kini menciumi rambut A-Ling yang harum, lalu mencium belakang telinga, pipi bagian bawah, pipi bagian atas, mencium rambut di dekat telinganya.

Sementara tangannya mulai turun ke bawah, meraba-raba seluruh bagian kedua tangan A-Ling, membelai rambutnya. Kemudian ia menggeser tubuh A-Ling dan tubuhnya sendiri, membuatnya kini berhadap-hadapan.

A-Ling telah membuka matanya. Pak Tomy mengecup kecil bibir A-Ling untuk mengetahui reaksi A-Ling. Melihat yang dicium diam saja, Pak Tomy segera menciumi bibir A-Ling dengan hangat yang kemudian dibalasnya dengan hangat pula. Beberapa saat lamanya mereka berdua larut saling berciuman, saling berpagutan.

Kemudian tangan Pak Tomy masuk ke dalam baju A-Ling, meraba-raba pinggang dan perutnya, namun tak lama kemudian kedua tangannya merayap naik ke atas untuk menyentuh payudaranya.

Di dalam baju A-Ling, kedua telapak tangan Pak Tomy bergerilya sampai akhirnya menempel ke payudara A-Ling, meraba-rabainya dan memainkan kedua putingnya yang berdiri tegak dan sensitif itu.

Saat itu baju A-Ling telah setengah terbuka karena terbawa naik ke atas oleh gerakan tangan Pak Tomy, sehingga bagian pinggang dan perutnya telah terbuka. Namun A-Ling sudah tidak mempedulikan itu karena kini ia hanya melenguh sambil memejamkan matanya.

Dengan mendorong keatas kedua tangannya yang telah berada di dalam baju A-Ling, secara otomatis baju A-Ling ikut terangkat pula sampai kini kedua payudaranya telah terbuka.

Pak Tomy meneruskan meloloskan bajunya keluar dari kedua tangan dan kepalanya sampai baju atasannya benar-benar terlepas dari badan A-Ling. Pak Tomy menjatuhkan baju itu ke lantai sementara matanya memandangi tubuh A-Ling yang setengah telanjang itu.

Fokusnya tentu ke kedua payudara A-Ling yang walaupun tak begitu besar namun nampak begitu indah. Kedua putingnya yang mungil namun menonjol berdiri dengan tegak. Putingnya yang berwarna kemerahan nampak begitu segar dan kontras dengan kulitnya yang putih.

Bagaikan ice-cream vanilla dengan dua buah ceri yang ditaruh diatasnya. Begitu menantang untuk dikulum dan dihisap-hisap. Dan itulah yang akan dilakukan Pak Tomy.

A-Ling, yang sebelumnya tidak mau dipijit Pak Tomy karena takut dibuka bajunya, kini malah dengan sukarela membiarkan bajunya dilepas oleh Pak Tomy. Sementara Pak Tomy kini menciumi bibir A-Ling yang merah, seperti merasakan nikmatnya strawberry yang masih segar.

Setelah itu mulutnya turun ke bawah ke dada A-Ling. Mula-mula menjilati payudara putih A-Ling, kemudian menuju ke tengah melingkari putingnya. Dan akhirnya dikulumnya bergantian kedua puting kemerahan milik A-Ling itu bagaikan mengemut buah ceri.

Dan dimainkan lidahnya menggerak-gerakkan puting A-Ling yang sensitif itu di dalam mulutnya. A-Ling menjadi sangat terangsang sampai-sampai kini ia mulai mendesah-desah keenakan. Karena memang payudaranya apalagi bagian putingnya adalah bagian sensitifnya.

Dan masih ditambah lagi kedua tangan Pak Tomy yang meraba-raba punggungnya yang telah telanjang itu. Dengan cekatan, diam-diam Pak Tomy membuka kancing di belakang rok A-Ling dan retsleting di bawahnya sebisanya sampai maksimal.

Dan disaat Pak Tomy merebahkan diri di ranjang dan menarik kedua tangan A-Ling, sehingga tubuh A-Ling terbawa olehnya, melorotlah rok daster yang dikenakan A-Ling.

Sehingga kini nampaklah celana dalam mini merah muda yang nampak kontras diantara kedua pahanya yang putih mulus dan serasi dengan warna kedua puting payudaranya. Celana dalamnya yang mini pas menutupi bulu kemaluannya.

Sementara A-Ling yang telah semakin terangsang menjadi semakin berani. Dilepasnya roknya yang telah melorot itu supaya tidak mengganggu gerakannya. Lalu sepasang tangannya yang mungil membuka tali pengikat baju tidur Pak Tomy dan membukanya.

Sehingga nampaklah kulit tubuh telanjang Pak Tomy yang coklat sawo matang. Nampak tonjolan besar di balik celana dalamnya. Kini giliran A-Ling yang mengambil inisiatif.

Mulutnya yang mungil segera menuju mulut Pak Tomy dan menciuminya dengan liar yang dibalas dengan tak kalah liarnya. Mereka berdua saling pagut memagut. Kemudian mereka melakukan french kissing sementara badan A-Ling kini menempel ke dada bidang Pak Tomy.

Nampak kontras tubuh A-Ling yang putih mulus dengan rambut lurus sebahu warna hitam kecoklatan di atas tubuh Pak Tomy yang sawo matang. Pak Tomy boleh dikata termasuk jelek tampangnya.

Namun badannya tegap dan dadanya bidang. Sehingga cukup kontras dengan tubuh A-Ling yang kecil dan langsing. Sementara perut Pak Tomy termasuk langsing untuk ukuran pria seumurnya. Mungkin karena itu sehingga cewek seperti A-Ling tidak keberatan untuk bercinta dengan Pak Tomy.

Setelah puas berciuman, Pak Tomy melepas celana dalamnya sendiri sambil matanya tak lepas memandangi tubuh putih mulus A-Ling yang hampir telanjang bulat. Di depan matanya ia puas memandangi payudara A-Ling.

Sementara dari bayangan kaca besar di meja rias, ia melihat punggung A-Ling yang telanjang yang putih mulus dengan rambut sebahu. Penisnya yang besar telah berdiri dengan tegaknya.

Maklumlah, melihat cewek secakep A-Ling telanjang, cowok mana yang tidak akan terangsang, apalagi dasar Pak Tomy bandot tua yang memang penggemar daun muda seperti A-Ling begini.

A-Ling nampak tersipu melihat penis Pak Tomy yang berdiri tegak dengan ukurannya yang besar itu. Penisnya disunat sehingga nampak kepalanya yang besar, sementara batangnya hitam dan berurat dan ditumbuhi bulu kemaluan yang lebat.

Namun Pak Tomy tak mempedulikan itu dan ia segera melepaskan celana dalam A-Ling. Nampak bulu-bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun indah itu. Sehingga kini keduanya telah telanjang bulat. Ternyata celana dalam A-Ling telah basah.

Lalu mereka berpindah posisi. Ditidurkannya A-Ling dan kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Nampaklah vagina dan klitoris gadis muda belia itu. Inilah makanan lezat kesukaan Pak Tomy.

Segera tangannya dimainkan di wilayah paling sensitif dan paling rahasia dari A-Ling, vaginanya diraba-raba dan dirangsang kemudian jarinya dengan lihainya memainkan klitoris A-Ling. Setelah itu lidahnya menjilati vagina dan klitoris A-Ling. Tidak terhadap sembarang cewek Pak Tomy mau melakukan ini.

Hanya terhadap cewek yang dirasanya bersih dan high class sajalah ia mau melakukan ini. Dan untuk A-Ling, ia sama sekali tak berkeberatan. Karena adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk berbuat begitu terhadap gadis yang cantik dan baik-baik seperti A-Ling.

Ditambah lagi faktor bahwa gadis muda belia di depannya ini adalah putri temannya sendiri. Tentunya adalah suatu sensasi dan prestasi tersendiri untuk bisa bercinta dengan putri teman baiknya di balik punggungnya.

Pak Tomy adalah orang yang sudah sangat berpengalaman dalam hal sex, sehingga tanpa kesulitan ia bisa menemukan G-spot A-Ling dan kemudian merangsangnya dengan hebat.

Sehingga, A-Ling yang sebelumnya telah basah, kini dibuatnya semakin basah kuyup. Membuatnya kini mendesah-desah keenakan dan tubuhnya menegang.

Sampai-sampai kini kedua kakinya menjepit kepala Pak Tomy yang dengan dijepit begitu menjadi semakin hebat menjilati seluruh bagian sensitif vagina A-Ling.

Akhirnya ia mengalami orgasme hebat dengan sambil mendesah-desah mengeluarkan suara-suara nada tinggi. Membuat seprei di sekitar vaginanya menjadi ikutan basah.

Setelah dipuaskan, kini giliran A-Ling “membalas budi”. Ia mengesek-gesekkan punggung Pak Tomy yang tidur telungkup dengan tubuhnya sendiri. Payudaranya digunakan untuk “memijiti” punggung Pak Tomy.

Pak Tomy merasakan enaknya saat ujung payudara A-Ling menyentuh badannya. Dadanya yang putih mulus bergesek-gesek dengan punggung Pak Tomy yang hitam. Bulu-bulu vaginanya juga menggelitik bagian pantat dan paha Pak Tomy.

Sementara A-Ling juga merasa kegelian terutama di bagian sekitar pahanya yang bergesekan dengan paha Pak Tomy yang berbulu lebat. Pak Tomy membalikkan badan dan tidur telentang. Penisnya yang hitam besar berdiri dengan gagahnya.

A-Ling kembali menggunakan payudaranya untuk “memijiti” muka Pak Tomy yang bereaksi dengan menjilati dan mengecupi payudara A-Ling. Tangan A-Ling yang halus kemudian memegang penis Pak Tomy dan mulai mengocoknya.

Setelah itu dijepitnya penis Pak Tomy yang hitam diantara kedua payudaranya yang putih dan menggesek-gesekkannya. Bagi Pak Tomy, sungguh enak sekali rasanya penisnya dijepit dan digesek-gesek diantara payudara A-Ling.

Apalagi sesekali kepala penisnya membentur dagu A-Ling. Saking enaknya sampai-sampai ia hampir mengalami ejakulasi. Untung sekali ia adalah pria yang punya pengalaman tinggi. Sehingga ia bisa menahan gejolak nafsunya supaya tidak ejakulasi prematur. Tentu adalah suatu kerugian besar kalau ia tidak dapat menikmati tubuh A-Ling.

Setelah mengatur gejolak nafsunya menjadi stabil kembali, Pak Tomy mulai mengambil inisiatif lagi. Setelah hampir dibuatnya ejakulasi prematur, kini saatnya untuk “memberi pelajaran” kepada gadis ini.

Ditidurkan A-Ling telentang di ranjang. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Didekatkan penisnya ke vagina A-Ling yang terbuka dengan bebas itu. Kemudian didorongnya penisnya masuk ke dalam vaginanya.

Agak seret memang tapi akhirnya, bleesss, penisnya berhasil masuk ke dalam sampai akhirnya seluruhnya masuk ke dalam vagina gadis belia ini.

Sejenak ia berhenti untuk merasakan betapa bergelora hatinya karena telah berhasil menyetubuhi A-Ling, anak gadis Pak Herman kroninya itu. Sungguh hari itu adalah hari hoki baginya.

Segera setelah itu ia mengocok penisnya di dalam vagina A-Ling, merasakan nikmatnya jepitannya yang rapat. Sementara A-Ling juga mendesah-desah merasakan nikmatnya penis Pak Tomy yang perkasa menembus dan mengocok vaginanya.

Apalagi sambil memompa A-Ling, kedua puting A-Ling yang kemerahan itu dijilatinya dan dikenyot-kenyotnya. Lalu A-Ling disetubuhinya dalam posisi doggy style. Dikocoknya penisnya di dalam vagina A-Ling sampai-sampai seluruh tubuh A-Ling dibuatnya berguncang-guncang.

A-Ling rasanya seperti seluruh tubuhnya digedor-gedor! Tak hanya itu, sekujur punggung dan pinggang mulus A-Ling diraba-rabanya dan tak lupa payudaranya diremas-remasnya. D

Dari doggy style, kembali A-Ling ditelentangkan. Namun satu kakinya diangkat ke atas bahunya. Setelah itu, kembali disetubuhinya A-Ling dengan heboh sampai bagaikan terjadi gempa bumi setempat.

Sementara A-Ling dibuatnya mendesah-desah sambil berteriak-teriak. Setelah itu, dimiringkan tubuh A-Ling, satu kakinya diangkat, dan kembali ditembusnya dan dikocoknya vagina A-Ling secara miring dengan penisnya yang hitam perkasa itu.

Kembali mereka berganti posisi lagi. Ditelentangkannya A-Ling, kedua kakinya diangkat dan dibuka lebar-lebar dan lagi-lagi dimasukkan dan dimainkannya penisnya ke dalam vagina yang terbuka lebar itu.

Karena terus menerus dikocok-kocok dan digedor-gedor dalam posisi yang berbeda-beda begitu, apalagi masing-masing posisi durasinya cukup lama, lama-lama A-Ling merasa nggak tahan juga. Ia meminta Pak Tomy untuk tidur telentang.

Kini giliran dia yang “berolahraga”. Ia duduk di atas Pak Tomy. Dimasukkannya penis Pak Tomy ke dalam vaginanya kemudian digoyangnya tubuhnya naik turun sambil mendesah-desah.

Payudaranya meski kecil namun bisa naik turun mengikuti gerakan tubuhnya. Badannya jadi basah berkeringat. Rambutnya agak awut-awutan. Kedua tangan Pak Tomy langsung merengkuh payudaranya dan meraba-rabainya, memainkan kedua putingnya dengan jari-jemarinya.

Sementara A-Ling makin cepat gerakannya dan desahannya juga makin cepat dan pendek-pendek, sampai akhirnya datanglah orgasmenya yang kedua malam itu.

Setelah itu gerakannya makin lama makin pelan sampai akhirnya ia melepaskan diri dari Pak Tomy dan merebahkan diri ke dada Pak Tomy. Tubuhnya terkulai lemas. Napasnya terengah-engah. Badannya telah basah oleh keringat. Padahal kamar itu ber-AC.

Demikianlah A-Ling yang sorenya berkeringat karena olahraga lari di tempat, malamnya di dalam kamar yang sama ia kembali berkeringat karena “olahraga duduk di tempat”. Namun bedanya kali ini ia merasa puas sekali.

“Aduuh, Oom. Badan A-Ling jadi lemas sekali. Tapi A-Ling suka banget deh.”

“Oom juga suka, sayang,” kata Pak Tomy sambil membelai-belai rambut A-Ling.

Namun, ternyata Pak Tomy masih belum “mati”. Dan A-Ling baru tersadar akan hal itu setelah merasakan penis Pak Tomy masih menegang.

“Lho, Oom masih belum selesai,” serunya, rupanya ia kaget juga akan keperkasaan Pak Tomy, meski usianya sudah kepala empat.

“Sini, biar kini giliran A-Ling yang muasin Oom,” kata A-Ling.

Tahu akan maksud A-Ling, Pak Tomy segera berdiri di atas ranjang. Kemudian A-Ling sambil berlutut di depannya dan menghadap Pak Tomy, melakukan oral seks. Dengan mulutnya yang mungil, dikulumnya penis Pak Tomy, diemut-emutnya dan dijilatinya, terutama kepala penisnya yang disunat itu yang nampak besar.

“OOH, A-Ling. Oooh. Teruskan sayang,” katanya sambil kedua tangannya memegang kepala A-Ling dan ikut menggerak-gerakkan kepalanya. .

Rupanya A-Ling termasuk jago nyepong juga sampai-sampai akhirnya Pak Tomy tak dapat menahan lagi.

“Oooh, A-Ling, Oom sudah nggak tahan. Oom mau keluar di depan aja.”

Kemudian A-Ling melepaskan kulumannya sementara tangannya mengocok-ngocok penis Pak Tomy yang masih sangat dekat dengan wajahnya.

Namun hanya selang satu atau dua detik saja, akhirnya….

“Ooohh, croottt, ahhhh, croot croot, ahhhhh, crot crot crot, ahhhh, ahhhhhhhhh.”

Sperma Pak Tomy keluar dengan volume yang sangat banyak dengan tekanan yang kuat sampai makin lama makin lemah. Sehingga spermanya membasahi berbagai tempat di wajah A-Ling. Bahkan ada pula yang mendarat di rambutnya.

Sebagian ada yang menempel di bibirnya. Tangan A-Ling masih tetap mengocok penisnya menguras seluruh isinya. Setelah itu dijilati penisnya yang penuh dengan sperma itu sampai akhirnya jadi licin bersih. Sehingga ada sperma yang tertelan olehnya.

Sementara sperma yang sebelumnya mendarat di wajahnya mulai mencair sehingga kini ada beberapa “anak sungai” mengalir turun ke bawah, membasahi leher dan dadanya.

Ada yang alirannya kuat, ada pula yang lemah. Ada juga “air terjun” yang begitu sampai ke bagian bawah pipinya langsung jauh ke dada. Ada aliran “anak sungai” yang mengalir pas sampai ke putingnya.

Tangan kanannya yang dipakai mengocok penis Pak Tomy juga basah oleh sperma, terutama ibu jari dan telunjuknya. Jarinya itu dilapkan ke tubuhnya. Sehingga kini bagian dadanya menjadi basah dan agak mengkilap karena sperma Pak Tomy.

Pak Tomy benar-benar puas malam itu. Seluruh spermanya benar-benar terkuras habis. Sampai-sampai badannya lemas. Namun ia masih sempat berbincang-bincang dengan A-Ling.

“Aduh, A-Ling. Kamu benar-benar bikin Oom jadi lemas sekarang. Gila juga kamu ya. Oom nggak pernah nyangka kamu yang masih muda dan kelihatannya alim gini kok bisa seliar ini.

Belum pernah Oom ngalami yang kayak gini. Iiih, coba lihat sekarang kamu jadi belepotan gini,” kata Pak Tomy merasa surprise ternyata A-Ling yang tampangnya alim itu ternyata bisa seliar ini.

Padahal dalam hati ia bangga juga bisa menikmati dan mendapat service luar biasa dari cewek seperti A-Ling gini.

“A-Ling juga nggak pernah sampai basah semua kayak gini. Oom tadi ngomongnya tiba-tiba sih trus langsung keluar lagi.

Begitu keluar ya udah tanggung, diterusin aja. Tapi… ihh, kok keluarnya banyak sekali sih, Oom,” kata A-Ling sambil tersipu.

“Hahaha. Soalnya Oom terangsang banget sih sama kamu. Habis kamu betul-betul hot banget tadi. Kamu benar-benar jago nyepong penis. Apalagi sebelumnya Oom nggak pernah mikir bisa make love sama gadis secantik dan se-sexy A-Ling gini.”

“Idiih, Oom, bikin A-Ling malu aja”, katanya sambil mukanya memerah, “A-Ling juga nggak mikir bakalan sampai begini. Abis tadi Oom romantis banget sih,” katanya.

“Tapi tadi gimana, kamu enjoy nggak? Kapan mau gini lagi?”

‘Iih, Oom genit deh nanyanya kaya gitu,” kata A-Ling sambil mukanya makin memerah.

Di dalam hati ia sangat menikmati permainan dan keperkasaan Pak Tomy. Memang sebelum ini ia sudah tidak perawan. Ia telah seringkali make love dengan cowoknya dan juga mantan-mantannya. Namun pengalamannya dengan Pak Tomy inilah yang terhebat yang pernah didapatnya.

Tak lama kemudian, A-Ling balik ke kamarnya dan ia langsung mandi membersihkan badannya. Karena badannya dan bajunya jadi basah serta lengket-lengket dan bau gara-gara sperma Pak Tomy yang ada di tubuhnya.

Setelah selesai mandi, badannya menjadi harum kembali. Kemudian tidurlah ia dengan nyenyaknya sambil bermimpi indah. Sementara Pak Tomy juga tak lama kemudian tertidur lelap dengan hati gembira dan rasa bangga yang tak terkira.

Esok paginya, seperti telah diduga, Pak Tomy dan A-Ling bangun kesiangan. Setelah itu mereka bertiga makan pagi bersama tanpa menyinggung-nyinggung kejadian malam sebelumnya.

Tak berapa lama setelah peristiwa hari itu, Pak Herman dengan mulus memenangkan proyek yang diincarnya. Bahkan sejak itu Pak Tomy menjadikan Pak Herman sebagai “favoritnya” dan selalu memenangkan proyek-proyek besar.

Rupanya kini Pak Tomy memilih untuk menunggang satu saja, yaitu “menunggang” A-Ling. Pak Herman menjadi semakin kaya saja sekaligus berhasil melakukan balas dendam yang manis atas penipuan terhadap dirinya itu. Dan tentu, yang terakhir ini akan tetap menjadi rahasia di dalam keluarganya yang tidak akan dibocorkannya.

Pak Tomy, jelas mendapat keuntungan lain yang tak dapat dinilai dengan uang, disamping upeti dari Pak Herman tetap mengalir terus seperti biasa. Cerita ini dipublish oleh situs Story21.org

Sejak saat itu, ia jadi makin sering datang dan menginap di rumah Pak Herman, tentu tujuan utamanya bukan untuk menikmati masakan Mbok Yem di meja makan, melainkan menikmati layanan A-Ling di tempat tidur.

Dan Pak Herman benar-benar menutup mata dan pura-pura tidak tahu akan hal itu. Sehingga ia menjadi semakin leluasa menjalin hubungan gelapnya dengan A-Ling tanpa ada resiko skandalnya ini bakal bocor.

Sementara A-Ling kini semakin banyak mendapatkan uang jajan dari ayahnya. Sehingga ia bisa shopping lebih banyak dan semakin berhura-hura dengan teman-temannya.

Selain itu, ia juga mendapatkan “nafkah batin” dengan kepuasan tiada tara dari Pak Tomy. Walaupun berbeda jauh dengan dirinya, namun ia tak peduli karena telah merasakan sendiri kehebatan Pak Tomy di atas ranjang, yang sejauh ini belum pernah didapatkannya dari cowok lain seumurnya.

Sehingga ia tidak berkeberatan untuk tidur sekali lagi dengan Pak Tomy, dan lagi, lagi, lagi…. Hal ini dengan leluasa dilakukan di rumahnya tanpa diketahui oleh siapa pun termasuk papinya (dalam sangkaannya). Sehingga ia tak perlu takut rahasia ini bakal terbongkar yang tentu akan merusak citranya sebagai anak gadis.

Demikianlah, sebuah skandal terselubung yang terus berlanjut dan berlanjut walaupun di permukaan seolah tak terjadi apa-apa dan tidak ada seorang pun yang membicarakannya.

Dengan semuanya bersikap “tahu sama tahu tapi pura-pura tidak tahu”, pada akhirnya masing-masing orang semuanya mendapatkan keuntungan, bukan hanya satu namun keuntungan ganda.

Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This Share on Google Plus Share on Tumblr

0 komentar:

CERITA SEX 21+ © 2014. All Rights Reserved | Powered By Blogger | Blogger Templates

Designed by-SpeckyThemes