STORY21 - SEPUPUKU YANG MINTA MEMEKNYA DI KOCOK

Sepupuku yang Minta Memeknya Di Kocok - Ini merupakan cerita nyata dari pengalamanku sendiri, bukan orang lain, hanya saja nama di samarkan, terserah anda percaya atau tidak. Saat itu usiaku masih 8 tahun kelas 3 SD, sedangkan sepupuku Mbak Lina waktu itu dia sudah kelas 5 SD.  Mbak Lina anak yang lincah, cantik, putih dan tubuhnya padat berisi. kami sering bermain bersama, main petak umpet, kemah-kemahan dan tentu saja dokter-dokteran.

Seperti biasa hari itu aku main kerumahnya, orang tuanya sedang sibuk berjualan di warung samping rumah hingga kami hanya berduaan saja di ruang keluarga. “dek, main kemah-kemahan yuk” kata Mbak Lina. aku menurut saja, lalu kami membuat tenda dari selimut. kamipun bermain ular tangga di dalam tenda dengan beralaskan tikar. tapi rupanya Mbak Lina bosan dengan permainan itu, “dek, main yang lain yuk, main dokter-dokteran aja gimana?” aku pun mengiyakan dan sesuai kesepakatan akulah dokternya sedangkan Mbak Lina adalah pasiennya.

Setelah merapikan ular tangga Mbak Lina memberikan stetoskop mainan padaku lalu dia berbaring di atas bantal yang ia bawa ke dalam tenda. seperti biasa aku menempelkan stetoskop ke dadanya layaknya seorang dokter. tapi tanpa aku duga dia menyingkapkan t-shirt nya hingga tampak perutnya, dadanya dan tentu saja puting susunya yang berwarna pink.

Masih ku ingat waktu itu buah dadanya masih belum tumbuh sama sekali, rata, hanya saja putingnya terlihat mencuat dengan pembuluh darah tipis dan halus di sekitarnya. tampak jelas pembuluh berwarna hijau kebiruan itu karena begitu putihnya kulit Mbak Lina. karena masih kecil aku nggak terangsang sama sekali oleh pemandangan itu, tapi yang jelas waktu itu ada perasaan tertarik dalam diriku untuk mengetahui lebih jauh tentang tubuh Mbak Lina.

Aku diminta sekali lagi menempelkan stetoskop ke dadanya. kulakukan hal itu, bahkan iseng ku tempelkan stetoskop ke puting susunya. “dek, puter-puter stetoskopnya di daerah situ” akupun menggesek-gesekkan stetoskop di daerah puting susunya. “ih, geli ya, terus dek jangan berhenti” kata Mbak Lina.

Udara di dalam tenda memang panas hingga kami berdua mulai berkeringat, mungkin itulah yang membuat Mbak Lina melepas t-shirtnya, atau mungkin juga dia sudah tidak tahan lagi dengan rangsangan di puting susunya. stetoskopku masih terus bergerilya di kedua puting susunya. sesekali Mbak Lina meraba dan memijit-mijit sendiri putingnya sembari memejamkan mata dan sedikit mendesah merasakan geli di puting susunya.

Mbak Lina menyuruhku membukakan roknya. awalnya aku hanya menyingkapkan saja roknya hingga terlihat celana dalamnya. “gak usah disingkap gitu dek, dilepas aja semuanya, celana dalamnya juga ya” pinta Mbak Lina. akupun melakukannya. pertama aku lepaskan roknya, lalu aku pelorotkan celana dalamnya hingga akhirnya Mbak Lina benar-benar telanjang bulat dengan tubuh yang mengkilap basah oleh keringat.

Aku lihat gundukan vaginanya, dan aku masih ingat vagina yang montok, mungil, dan tanpa ada bulu sama sekali, dan juga teringat jelas daerah disekitar belahan vaginanya merona merah, mungkin karena celana dalam yang terlalu ketat. melihat pemandangan itu timbul hasratku untuk mengetahui tubuh Mbak Lina lebih jauh, meskipun aku masih kecil tapi dalam dunia medis dikatakan bahwa anak kecil pun memiliki libido, mungkin itulah yang membuat penis mungilku menjadi tegang.

“dek, coba kamu periksa memeknya mbak, stetoskopnya di gesek-gesek juga seperti tadi” kata Mbak Lina. aku melakukannya, ku tempelkan stetoskop ke vaginanya lalu ku gesek-gesekkan secara perlahan. aku lihat Mbak Lina mendesah lebih keras, dia terlihat menelan ludah, memejamkan mata, sesekali melihat ke arah vaginanya “kenapa mbak, geli ya?” tanyaku. “geli banget dek, coba kamu geseknya lebih cepat dikit rasanya enak banget dek”

Rupanya Mbak Lina belum puas dengan hanya seperti itu. “dek coba kamu pegang memeknya mbak  di usap-usap biar cepet sembuh soalnya memeknya mbak gatal”. aku pun mengusap vaginanya  rasanya halus banget, hangat dan empuk. ku lihat mata Mbak Lina merem melek merasakan geli di daerah vaginanya. “dek sekarang coba kamu masukin jari kamu ke memeknya mbak” perintah Mbak Lina. aku bingung, aku tidak melihat ada lubang disana, hanya gundukan vagina dengan sebuah lekukan garis yang membelah tepat ditengah vaginanya. rasa keingin tahuanku makin menjadi, libidoku makin tinggi dan penisku pun bertambah tegang. lalu aku menguak belahan vaginanya dengan jari-jari mungilku.

Sungguh menakjubkan pemandangan di dalam bagian dalam vaginanya berwarna pink dan terlihat basah menebarkan aroma khas vagina. ada daging yang menonjol di bagian atas vaginanya dan kini aku tahu itulah yang dinamakan klitoris, ku lihat juga ada setitik lubang yang ternyata itu adalah lubang kencing, dibawahnya ada sebuah lubang kira-kira sebesar jari telunjukku pada saat itu, mungkin lubang itulah yang dimaksudkan Mbak Lina.

Aku langsung memasukkan jari telunjukku ke dalam lubang itu, rasanya hangat dan licin. “ya terus masukin aja jari kamu dek, tapi pelan-pelan aja” kata Mbak Lina. akupun memasukkan jariku makin dalam dengan perlahan. semakin dalam jariku semakin terasa panas dan kurasakan sangat licin dan berlendir “ah..sakit dek, pelan-pelan donk..mmh..oh..oh..oh..ya gitu dek, puter-puter aja jari kamu di dalam atau kamu keluar masukin aja jari kamu” desah Mbak Lina dengan mata merem-melek. tapi aku keluarkan lagi jariku, aku amati cairan licin yang melumuri jariku, tidak berwarna tapi sangat licin dan aroma khasnya begitu menyengat, bukannya bau, tapi justru aroma itu membuat libidoku makin memuncak. “loh kok dikeluarin lagi dek, masukin lagi donk gak apa-apa kok, ayo donk dek masukin lagi, enak banget neh” kata Mbak Lina kesal.

Mbak Lina menekuk kedua lututnya lalu mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar hingga tampak jelas bagian dalam vaginanya. sekali lagi aku masukin jariku kedalam lubang vaginanya. kemudian aku putar-putarkan jariku. Mbak Lina memejamkan mata merasakan kenikmatan itu. lalu aku keluar masukkan jariku.

Kulihat Mbak Lina menggigit bibir bawahnya yang mungil sembari tetap terpejam. Mbak Lina meraih tanganku yang satunya lalu menyuruhku memainkan puting susunya. kini kedua tanganku sama-sama bermain. yang kiri memainkan puting susunya sedangkan yang kanan memainkan vaginanya. Mbak Lina tetap terpejam, kedua tangannya memegangi bantal sehingga terlihat ketiaknya yang halus putih dan berkeringat, sungguh sangat seksi.

“mmh..mmh…oh..oh..terus dek jangan berhenti..oh..oh agak dipercepat dikit dek” Mbak Lina meracau. aku pun mempercepat gerakan jariku di vaginanya, aku putar-putar, aku keluar masukkan begitu seterusnya. desahan Mbak Lina makin kencang. “oh..oh..lebih cepat dek”, gerakan jariku yang tadi sudah cepat kini lebih ku percepat lagi hingga vaginanya berbunyi karena bergesekan dengan dengan jariku yang bergerak sangat cepat.

“ceplok…ceplok..” bunyi itu makin keras dan cepat seiring dengan gerakan jariku. “mmh..mmh..enak banget dek..terus..terus..oh..oh..” Mbak Lina meracau tidak karuan. tubuhnya menggelijang tidak beraturan, wajahnya memerah, keringatnya bercucuran, pinggulnya terangkat ke atas, bergerak ke kanan ke kiri, tangannya makin erat memegangi bantal, desahannya makin keras seperti orang kesetanan.

Sesekali tubuhnya tersentak dan sentakan paling hebat membuat lutut kanannya yang ditekuk kini lurus kembali. pingulnya bergerak makin tak beraturan, pahanya yang kanan merapat ke paha yang kiri hingga jariku sempat terlepas dari vaginanya tapi aku masukkan kembali dengan sangat cepat. pinggulnya terangkat sekali lagi. mencondong ke arak kiri, kurasakan jariku seperti tersedot kedalam vaginanya. dinding-dinding vaginanya menekan jariku kuat sekali.

Dan akhirnya sebuah teriakan yang cukup keras keluar dari mulut Mbak Lina “dek mbak mau pipis..ah..ah..gak tahan lagi dek..oh..oh..ah..ahhhh…ahhhh…arrrggghhhhh”. aku cabut jariku dari vaginanya “crot..crot..crooot” vagina Mbak Lina menyemprotkan cairan. cairan itu mengenai pahanya, lalu aku lihat cairan itu mengalir deras dari vagina Mbak Lina. pinggulnya kini turun kembali. tapi cairan itu masih tetap saja keluar membanjiri tikar. aku lihat mata Mbak Lina masih terpejam, mulutnya menganga dan nafasnya tersengal-sengal.

“ah..enak banget dek, tapi Mbak Lina pipis, abis udah gak tahan lagi sih” Mbak Lina kini mulai tenang kembali. matanya terbuka dan melihat ke arahku penuh dengan kepuasan. tangan kirinya memegang vaginanya yang belepotan cairan. Mbak Lina merasakan cairan itu lalu mengamatinya. “ini apa ya kok licin?”. dia pun bangkit, duduk dan mengamati vaginya. tangannya meraih cairan kental berwarna bening keputih-putihan yang masih menggenang di tikar tepat di bawah vaginanya.

“ini bukan kencing, tapi apa ya?” dia pun membauinya. aku melakukan hal serupa. aku colekkan jariku ke cairan itu dan aku amati. cairan kental yang licin dan berbau sedikit amis. “ini memang bukan kencing mbak” kataku. “iya, tapi apa ya kok tadi rasanya seperti mau kencing, dan pas keluar rasanya enak banget dek, beda kalo kencing seperti biasanya”.

Dan kini aku tahu itu adalah cairan orgasme, Mbak Lina tadi telah mengalami orgasme yang hebat dan mungkin untuk yang pertama kalinya. dan kini pun aku tahu lendir licin yang menebarkan aroma khas vagina pada saat pertama kali aku memasukkan jariku ke vagina Mbak Lina itu adalah cairan lubrikasi yang akan keluar saat seorang perempuan sedang terangsang. cairan ini rupanya berguna sebagai pelumas dan sebagai pemberi aroma pada vagina.

Dengan keadaan yang masih telanjang bulat Mbak Lina berdiri dan keluar tenda. cairan orgasmenya masih menetes dari vaginanya. dia kembali ke dalam tenda dengan sebuah lap bersih. lalu dia me-lap vagina dan pahanya yang belepotan cairan orgasme. dia juga membersihkan tikar yang masih tersisa cairan orgasme. tadi cairan itu begitu banyak, tapi rupanya telah diserap oleh tikarnya. kini semuanya telah bersih, hanya saja aroma vagina masih juga memenuhi tenda.

Mbak Lina memakai kembali pakaiannya. “dek, lain kali kamu mau gak main yang kayak tadi?” tanya Mbak Lina. “mau mbak, sepertinya asik banget, sampe tititku berdiri” jawabku. “hah..titit kamu berdiri..ha..ha..tapi kamu janji jangan cerita ke siapa-siapa klo kita main yang kayak tadi, klo kamu cerita nanti kita bisa dimarahi sama ortu”. “ok deh mbak, aku janji gak akan cerita ke siapa-siapa” kataku

Itulah pengalaman pertamaku tentang seks. sejak saat itu aku sering melakukan hal seperti tadi. di semua tempat pun jadi, asalkan tidak ada orang yang melihat. kadang di dalam tenda, kadang di kamar Mbak Lina dan bahkan kami pernah melakukannya di sofa ruang tamu. terlepas dari itu, percaya atau tidak tapi kini anda tahu bahwa anak kecilpun bisa terangsang karena mereka memilik libido, dan bahkan mereka bisa mengalami orgasme seperti yang di alami orang dewasa.

Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This Share on Google Plus Share on Tumblr

0 komentar:

CERITA SEX 21+ © 2014. All Rights Reserved | Powered By Blogger | Blogger Templates

Designed by-SpeckyThemes